Berita Klaten Terbaru
Sosok Ibu Muda di Klaten yang Tewas Diracun Dikenal Ramah, Sehari-hari Jadi Tukang Cuci Laundry
Hany Dwi Susanti (30) sudah pergi selama-lamanya karena diracun oleh kakak iparnya, Sarbini (35).
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Hany Dwi Susanti (30) sudah pergi selama-lamanya karena diracun oleh kakak iparnya, Sarbini (35).
Dia tewas di rumahnya karena minum air di kulkas yang ternyata sudah diberi racun tikus di Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Senin (1/11/2021) .
Semasa hidup, Hany Dwi Susanti dikenal masyarakat sebagai orang yang baik.
Selain itu, diketahui korban juga bekerja sebagai tukang cuci atau biasa disebut tukang laundry.
Ayah korban Slamet Santoso mengatakan korban merupakan orang yang ramah dan mau berbaur dengan masyarakat.

Baca juga: Tampang Pembunuh Ibu Muda Klaten Pakai Racun Tikus : Tampak Tak Sedih, Kini 3 Anak Korban Jadi Yatim
Baca juga: Sebelum Kabur, Tersangka Pembunuhan Ibu Rumah Tangga di Klaten Sempatkan Melayat ke Pemakaman
"Anak saya dikenal baik dengan masyarakat, ramah dan mau berbaur dengan tetangga sekitar," ucap Slamet, kepada TribunSolo.com, Rabu (3/11/2021).
Lanjut, Slamet mengatakan biasanya korban membantu laundry bersama istrinya.
"Anak saya terkadang bantu istri saya laundry pakaian langganan istri saya yang biasannya dari indekos," ujarnya.
Tampang Pembunuh
Pembunuhan dengan racun yang membuat nyawa ibu muda Hany Dwi Susanti (30) melayang memasuki babak baru.
Kini pelaku Sarbini (43) yang juga kakak ipar korban tertangkap tak lebih dari 24 jam dan dihadirkan di hadapan publik di Mapolres Klaten, Rabu (3/11/2021).
Dia tampak mengenakan baju tahanan nomor 30 bagian tangan diborgol dan dikawal ketat personel membawa senjata.
Perawakannya kecil, tetapi nyalinya besar tega membunuh saudaranya sendiri di Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Senin (1/11/2021) pagi.
Baca juga: Sebelum Kabur, Tersangka Pembunuhan Ibu Rumah Tangga di Klaten Sempatkan Melayat ke Pemakaman
Selama jumap pers, pelaku tampak tak menunduk, apalagi saat berjalan tampak tegar seakan tak merasa penyesalan mendalam.