Berita Solo Terbaru
Ada Kasus Anak Jombang Meninggal Usai Vaksin, Gibran : Di Solo Lancar, Tak Ada Gejala & Tenang Saja
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming memastikan tak ada kasus anak meninggal setelah vaksin seperti yang terjadi di Jombang, Jatim.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Wali Kota Solo Gibran Rakabuming memastikan tak ada kasus anak meninggal setelah vaksin seperti yang terjadi di Jombang, Jatim.
Termasuk anak usia 6-11 tahun yang mengeluh Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Tadi saya sudah di Joyosuran (lokasi vaksinasi anak) sudah beres, tadi saya tunggui juga lancar-lancar saja, tidak ada KIPI, tenang-tenang saja," kata dia di DPRD Solo, Rabu (29/12/2021).
Lanjut Gibran, pemeriksaan kesehatan pada anak sebelum vaksin disuntikkan sudah dilakukan dengan baik.
"Kan tadi sudah diovservasi selama 30 menit, tidak ada KIPI. Sekalian tadi bagi-bagi sepeda dan sepatu roda, enggak ada, enggak ada KIPI," katanya.
Lebih lanjut dia menerangkan, selama pelaksanaan vaksinasi anak selama satu minggu ini juga tidak menerima adanya temuan anak yang mengeluhkan KIPI.
"Enggak ada, biasa saja. Kan anak-anak antibodinya lebih baik," ujarnya.
Meski tidak menemukan adanya KIPI pada anak yang melakukan vaksinasi, Gibran mengimbau untuk orangtua melaporkannya.
Baca juga: Percepat Vaksinasi Anak, BIN Sisir Wilayah Perbatasan Boyolali: Target 1000 Dosis
Baca juga: Fix! 50 Ribu Anak di Solo Mulai Vaksinasi Covid-19, Gibran : Sehari Ada Sekitar 4.800 yang Disuntik
"Lancar saja, tapi kalau ada yang KIPI atau ada hal-hal yang tidak diinginkan lapor saya saja," jelas dia.
Gibran menambagkan, masih banyak orangtua di Kota Solo belum mengizinkan anaknya melalukaan vaksinasi.
"Bukan penolakan, tapi belum yakin. Tapi nanti kalau teman-teman lainya yang sudah vaksin nanti pasti ikit vaksin," aku dia.
"Karena melihat teman-teman sehat dan tidak terkena KIPI pasti ikut," ujarnya.
Vaksinasi Sasar Puluhan Ribu Orang
Vaksinasi bagi anak berusia 6-11 tahun di Kota Solo baru saja dimulai per hari ini Selasa (21/12/2021).
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka secara langsung melihat jalannya vaksinasi yang dimulai di antaranya di SDN 1 Kleco dan SDN 2 Kleco, Kecamatan Laweyan tersebut.
Gibran menerangkan, pada hari pertama vaksinasi ada sebanyak 4.800 anak yang disuntik di 36 sekolah.
Dalam vaksinasi anak ini, Satgas memantau apakah ada reaksi KIPI pada anak.
Sebab, vaksin Covid-19 ini dilakukan jarak 4 minggu saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
"Kita lihat dulu reaksinya pada anak, tapi tadi tidak ada yang KIPI," terang dia kepada TribunSolo.com.
Vaksinasi ini akan menyasar seluruh siswa sekolah usia 6-11 tahun, baik masyarakat Solo maupun non Solo
"Yang penting mereka (anak) bersekolah di Solo," jelas dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih mengatakan, KIPI bisa terjadi karena faktor psikologis anak.
Sehingga KIPI menjadi perhatian utama saat vaksinasi ini.
Baca juga: Catat! Suntik Vaksinasi Covid-19 Tak Boleh Bersamaan dengan Imunisasi Anak, Ini Kata Dinkes Boyolali
Baca juga: Pujian Selangit Gibran untuk Kiper Persis Solo Harlan Suardi : Bagus,Tahan Gempuran Pemain Sriwijaya
"Mingkin anak saat divaksin takut, bisa mengakibatkan shock, atau bahkan pingsan, sehingga butuh pendampingan dari orang tua," ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Ning itu mengatakan, selain anak tingkat SD, vaksinasi anak ini juga menyasar tingkat pendidikan TK.
Sebab, di TK 0 besar ada sejumlah anak yang sudah berusia 6 tahun.
"Kita juga melakukan di TK, asal usianya memenuhi tetap kita fasilitasi," ujarnya.
Berbeda dengan vaksinasi orang dewasa, pada vaksinasi anak ini dibutuhkan pendampingan orangtua.
"Anak-anak ini kan tidak tahu, apakah mereka pernah kena Covid-19 apa enggak, beberapa hari ini pernah sakit apa enggak, jadi orangtuanya yang menjelaskan," jelasnya.
Sasar 50.000 Anak di Solo
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengizinkan vaksin Sinovac diberikan kepada anak-anak 6-11 tahun.
Data anak yang anak yang tinggal di Kota Solo ini juga telah disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo pun langsung melakukan persiapan data untuk pelaksanaan vaksinasi anak ini.
Baca juga: Terpopuler Solo Hari Ini: Jatah Vaksin Solo Dipangkas Hingga Penemuan Mayat Mengapung di Klaten
Baca juga: Vaksinasi Solo Bakal Sasar Anak Usia 6-11 Tahun, Gibran: Nanti Kita Suntik, Tenang Saja
Baca juga: Peringati Sumpah Pemuda, favehotel Solo Adakan Vaksinasi Untuk Masyarakat
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Ahyani, mengatakan telah memiliki data siswa yang akan divaksi.
"Sasaran semua siswa yang bersekolah SD-SMP di Kota Solo berjumlah sekitar 50 ribu siswa," ungkapnya kepada tribunsolo.com, Kamis (4/10/2021).
Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan jumlah dosis yang akan diterima.
Termasuk jenis vaksin apa yang akan diberikan kepada anak-anak yang berusia 6-11 tahun ini.
"Tidak semua vaksin bisa digunakan semua orang karena ada dampak dan efek samping setiap orangnya terutama pada anak," ujarnya.
Sedangkan terkait klaster PTM di Solo, Ahyani mengaku jika saat ini sudah ada penurunan.
"Sudah, kemaren kasusnya diangka 40 an kasus dan itu campur dengan masyarakat umum," ungkapnya.
Anak Boleh Masuk Mall
Pemerintah Kota Solo bakal menyasar vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun di Kota Solo.
Gibran mengatakan dirinya akan mempersiapkan itu dalam waktu dekat.
"Nanti anak-anak usia 6-11 tahun kita suntik, tenang saja," papar dia, Rabu (3/11/2021).
Sementara itu, Gibran juga membatalkan larangan anak-anak masuk mal di Kota Solo.
Aturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Wali Kota Solo No 067/3796 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 yang diterbitkan pada Selasa (2/11/2021).
Dalam SE tersebut menyebut, anak di bawah 12 tahun boleh masuk pusat perbelanjaan atau Mal dan objek wisata asal mendapatkan pendampingan orang tua.
Baca juga: Reaksi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming, Saat Ditanya Wartawan soal Hacker Bobol Akun Pemkot Solo
Baca juga: Lilik Kusnandar, Ketua Baru KONI Solo, Wali Kota Gibran Rakabuming Raka Pesan Hal Ini
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, kebijakan itu diberikan seiring dengan landainya kasus Covid-19 di Kota Solo.
"Kita tak ingin mempersulit kegiatan warga, anak-anak silakan beraktivitas," katanya, Rabu (3/11/2021).
"Kasian kalau dikurung lagi. Biar mereka beraktivitas seperti sekolah dan jalan-jalan dengan ayah ibunya," tambahnya.
Baca juga: Persis Solo vs PSG Pati, Wali Kota Gibran Prediksi Bakal Pesta Gol : Tidak Usah kepedean, 4 - 0 Saja
Dia menekankan, orang tua yang menemani anaknya masuk ke mal harus sudah divaksin.
Tak dipungkiri, anak-anak menjadi magnet untuk mendongkrak jumlah pengunjung ke mal.
"Ini ikhtiar kita dalam pemulihan ekonomi," ujarnya.
Tolak Isolasi Terpusat
Penggunaan tempat isolasi terpusat (Isoter) anak di Solo saat ini kurang maksimal.
Padahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyiapkan Ndalem Priyosuhartan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Laweyan sebagai lokasi isolasi terpusat anak.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, izin orang tua menjadi faktor sulitnya anak-anak yang positif Covid-19 dipindahkan ke Ndalem Priyosuhartan.
Baca juga: Info Vaksinasi di Wonogiri : 235 Orang Dapat Dosis Kedua Pfizer, Disuntik Langsung Dokter Kopassus
Baca juga: Syarat Terbaru Urus SIM dan BPKB di Karanganyar : Wajib Vaksin, Jika Belum Bisa Disuntik Gratis
"Isoter sudah disiapkan, tinggal orang tuanya mengizinkan anaknya dibawa ke isoter atau gak itu yang susah. Karena penolakan banyak," katanya, Rabu (3/11/20201).
Padahal, Satgas Covid-19 sudah menyiapkan SOP khusus, untuk anak-anak yang menjalasi isolasi di Ndalem Priyosuhartan.
Gibran menuturkan, anak-anak yang menjalani isolasi Ndalem Priyosuhartan, akan didampingi orang tuanya.
Baca juga: Vaksin untuk Siswa Terbatas, Disebut Bisa Hantui Munculnya Klaster Sekolah PTM Baru di Solo
"Pendampingnya satu anak satu pendamping. Itu masukan dari dokter anak dan psikolog anak, seperti itu," ujarnya.
"Jadi anak tidak sendiri, nanti sama orang tuanya," jelasnya.
Gibran menuturkan, fasilitas di Ndalem Priyosuhartan sudah cukup bagus.
Dan dengan isoter ini, akan lebih memudahkan untuk keluarga.
Baca juga: Vaksin untuk Siswa Terbatas, Disebut Bisa Hantui Munculnya Klaster Sekolah PTM Baru di Solo
"Yang penting orang tua mengizinkan, daripada satu rumah diisoman semua, mending di isoter. Jadi biar orang tuanya bisa kerja," kata dia.
Tak hanya izin isoter, Gibran mengatakan orang tua juga banyak yang menolak anaknya dilakukan swab tes.
"Di swab banyak yang menolak, ketika surveilans di sekolah kemarin," katanya.
Baca juga: Informasi Vaksinasi di Karanganyar : Kuota Ratusan Dosis, Tapi Sepi karena Banyak yang Sudah Vaksin
"Tapi tak masalah, kita bukan mau cari kesalahan, kita memastikan anak-anak sehat," jelasnya.
Ia tak ingin, PTM yang sudah digelar dihantui dengan kasus Covid-19 di Sekolah.
Sehingga surveilans akan berjalan terus dibeberapa sekolah.
"Kita lanjut terus, angkanya akan naik, tapi kasusnya terkendali karena kebanyakan OTG," ujarnya.
"Anak-anak yang kemarin positif segera sembuh, tunggu 14 hari. Semuanya OTG," pungkasnya.
Sragen Ikut Waspada
Munculnya kasus penularan kasus covid-19 dilingkungan sekolah di Kota Solo, membawa kekhawatiran berbagai pihak.
Kekhawatiran juga muncul dari orang tua siswa di Kabupaten Sragen, mengingat kini hampir seluruh sekolah di Kabupaten Sragen telah menjalankan pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Baca juga: Sindiran Anggota DPR RI Agustina Wilujeng soal Ganjar vs Puan : Urus Dulu Rakyat yang Kesusahan !
Lalu, apa dan bagaimana saran anggota DPRD Sragen, soal kesiapan Sragen dalam hal penyelenggaraan PTM ?
Ketua DPRD Kabupaten Sragen, Suparno memperingatkan Pemkab Sragen untuk lebih hati-hati, agar kasus serupa tidak terjadi di Kabupaten Sragen.
"Saya mengantisipasi itu (penularan covid-19 di sekolah), jangan sampai terjadi di Sragen, Pemkab harus mengantisipasi itu sejak dini," ujarnya kepada TribunSolo.com, Jumat (22/10/2021).
Lebih lanjut, Suparno menuturkan agar kasus covid-19 tidak kembali melonjak, DPRD Sragen kini tengah merampungkan Raperda protokol kesehatan.
Nantinya, Raperda tersebut akan mengatur kegiatan kemasyarakatan saat ditengah pandemi covid-19.
"Perda itu bertujuan untuk mengatur kegiatan kemasyarakatan, agar tidak kembali muncul penularan covid-19 lagi," terangnya.
Menurut Suparno, diperkirakan Raperda Prokes akan disahkan menjadi Perda, pada awal bulan November nanti.
"InsyaAllah bisa di paripurnakan awal bulan nanti, semua sudah selesai, tinggal penetapan tanggalnya saja," pungkasnya. (*)