Tradisi Unik Warga Sumenep, Tidur Beralaskan 'Kasur Pasir', Ternyata Ini Alasan di Baliknya
Bukan di kasur pegas, warga Desa Legung Timur, Sumenep pilih tidur di kasur pasir. Ternyata ini alasannya.
Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Tidur di atas pasir bagi kebayakan orang adalah hal yang tak lazim.
Namun, hal ini tak berlaku bagi warga Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Jawa Timur.
Pasalnya, mereka memiliki tradisi unik yakni tidur beralaskan pasir.
Tradisi ini telah ada sangat lama hingga menjadi ikon Desa Legung.
Baca juga: Beredar Poster Ajakan Lomba Carok Berhadiah Rp 30 Juta di Sumenep, Polisi Ungkap Fakta di Baliknya
Baca juga: Sumenep Zona Merah Covid-19, Polisi Bubarkan Pesta Pernikahan yang Dihadiri 500 Lebih Undangan
Desa berjuluk 'Kampung Pasir' ini memang memiliki tradisi unik dan mungkin satu-satunya di Indonesia.
Bukan tanpa sebab, warga Desa Legung memiliki alasan mengapa tidur di atas pasir.
Dilansir dari Kompas.com, Masyarakat di sana percaya, tidur di pasir merupakan warisan budaya leluhur.
Selain itu juga dipercaya bisa menjadi sumber terapi kesehatan agar terhindar dari banyak penyakit.
Salah satu warga RT 3 RW 4 Desa Legung Timur, Ida (38) menceritakan kisahnya itu.
Saat melahirkan anak pertamanya, Ahmad Zainuri di klinik, dia sangat tersiksa. Badan pegal-pegal dan lemas.
Bahkan ia menyimpan trauma sampai sempat terpikir untuk tidak hamil lagi.
Namun, beberapa tahun kemudian, ia hamil tua.
Atas saran dari banyak orang, Ida mencoba melahirkan di atas kasur pasir dengan bantuan dukun yang biasa membantu perempuan melahirkan.
Lebih lanjut, Ida mengatakan pasir yang biasa digunakan warga desa berasal dari tepi pantai Lombang, sekitar 4 kilometer dari Legung Timur.
Warga biasanya menggali sampai kedalaman satu meter untuk mengambil pasir tersebut.itu.
Pasalnya, mereka percaya bahwa pasir di kedalaman itu lebih bersih dan halus.