Berita Klaten Terbaru
Harga Gas Elpiji Non Subsidi Naik, Pemilik Warung di Klaten Kelimpungan, Sebut Kok Mendadak
Harga gas elpiji yang biasanya Rp 76.000 menjadi Rp 85.250 per tabung, sementara Rp 162.000 menjadi Rp 186.000 per tabung.
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Naiknya harga gas elpiji non subsidi ukuran 5,5 kg dan 12 kg membuat pemilik warung makan di Kabupaten Klaten kelimpungan.
Biasanya 5,5 kg dibanderol Rp 76.000 menjadi Rp 85.250 per tabung.
Begitu juga dengan ukuran 12 kg biasanya Rp 162.000 menjadi Rp 186.000 per tabung.
Pemilik warung makan ayam goreng, Sholihatun (43) mengaku kenaikan mendadak.
"Biasanya ada kabar jauh-jauh hari sebelumnya, dulu itu pakai selebaran, tapi yang kali ini enggak ada, mendadak," kata dia kepada tim TribunSolo.com Senin (28/2/2022).
Kini dirinya harus merogoh kocek menambah sebanyak Rp 24 ribu untuk dapat membeli tabung gas ukuran 12 Kg.
"Kalau dulu saya beli Rp 166 ribu karena naik Rp 24 ribu saat ini bayar Rp 189 ribu," jelasnya.
Sholihatun menerangkan bahwa dirinya bisa menghabiskan 1 tabung gas ukuran 12 kg sehari.
Dirinya menerangkan dia masih bersyukur meski ada kenaikan harga tidak membuat produk tersebut langka dipasaran.
Baca juga: Emak-emak Curi Dua Tabung Gas Elpiji 3 Kg Terekam CCTV di Ngemplak, Sempat Dikira Mau Kirim Sayuran
Baca juga: Disaksikan Jokowi, Wawali Teguh Prakosa Serahkan Besuk Kiamat ke Keluarga Miyono di Rumah Duka
Meski terdampak langsung akibat kenaikan harga elpiji, dirinya mengaku belum ada niatan untuk menaikkan harga jual ayam gorengnya.
"Meski harga minyak naik, tepung juga naik sekarang gas ikut naik, tapi kita enggak tega naikan harganya kasian pembeli kalau harga ayamnya naik," terangnya.
"Tapi nanti kita lihat kondisinya, karena kemarin sempat kita naikkan saat harga cabai meroket tinggi," imbuhnya.
Hal yang serupa dirasakan oleh Tri Oktaviani (32) pengusaha roti.
Menurutnya ini sangat berpengaruh untuk usahanya.
Baca juga: Demi Belikan Pacar HP Baru, Pria di Tulungagung Ini Nekat Curi Puluhan Tabung Gas Elpiji
"Ini sangat berpengaruh, nanti kita kalkulasi lagi soal harga rotinya karena elpiji penting proses produksi roti kita," terangnya.
Dalam sehari dia mengaku bisa menghabiskan 5 tabung gas elpiji berukuran 12 Kg.
"Yang kita pakai ini masih diharga Rp 165 ribu, jika naik 25 ribu per tabung itu besar sekali," jelasnya.
"Maka dari itu, perlu kita hitung ulang soal harga jual akibat kenaikan gas elpiji," sambungnya.
Tri menjelaskan bahwa pihaknya telah menaikkan harga roti imbas kenaikan gas elpiji pada bulan Desember tahun lalu.
"Karena kenaikan gas elpiji di bulan Desember itu Rp 25 ribu, kita naikkan harga rotinya Rp 500 rupiah untuk ukuran kecil dan Rp 1 ribu untuk ukuran besar," terangnya.
Dirinya masih berharap agar gas elpiji tidak dinaikkan karena itu bisa menurunkan minat konsumen untuk membeli produk buatannya.
Gas Elpiji Jadi Ajang Pencurian
Aksi pencurian gas elpiji 3 kg sebanyak 2 buah terjadi di sebuah warung di Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten.
Sebelum diketahui bahwa orang tersebut maling, pemilik sempat curiga karena dikira akan merampok karena mondar-mandiri.
Bahkan pelaku membuat pemilik warung ketakutan di saat malam hari.
Shinta (48) pemilik toko kelontong tersebut, mengatakan saat kejadian berlangsung dirinya tengah berjaga.
"Saya melihat dengan sadar, ada seseorang mencurigakan mondar-mandir di depan tokonya tapi tak membeli," kata dia kepada TribunSolo.com, Rabu (1/9/2021).
Baca juga: Museum Sangiran dan Pemandian Air Panas Bayanan Masih Tutup, Begini Kata Bupati Sragen
Baca juga: Viral Maling Gas Elpiji di Klaten Terekam CCTV, Pelaku Mondar-mandir Sebelum Beraksi
Shinta sempat mengira pria tersebut sebagai tukang ojek yang tengah mangkal di sekitar rumahnya.
Lanjut, ia mengatakan ia sempat terlihat gerak-gerik pria tersebut.
"Saat itu, pria itu langsung membuka helm dan maskernya untuk membeli sebuah minuman," ucap dia.
Dia menambahakan wajah pelaku berbentuk lonjong dan ciri-cirinya sama dengan sesorang yang mencuri tabung gas di warung bakso beberapa waktu lalu.
Meskipun begitu, dia sempat khawatir karena dikira pria tersebut akan merampok toko tersebut.
Bahkan hal ini membuat heboh warga sekitar.
"Keesokan harinya, saya mengecek di depan dan melihat dua tabung gas berisi 3 kilogram hilang,"ujarnya.
Kapolsek Pedan AKP Damin mengaku belum menerima laporan terkait pencurian tabung gas di sebuah toko kelontong.
"Kemarin kami baru menerima laporan pencurian gas elpiji di warung Bakso, untuk pencurian toko kelontong kami belum mendapat laporan tersebut," kata Damin.
Kemudian Damin menghimbau kepada masyarakat selalu waspada.
Bahkan, ia menyarankan untuk setiap toko warung diberikan CCTV.
"Tetap tingkatkan waspada, jangan meninggalkan toko dalam keadaan kosong," kata dia.
"Jika ada kejadian lapor ke kami, kami akan melakukan penyelidikan," jelasnya.
Berhasil Diamankan
Anggota Polresta Solo berhasil mengamankan sindikat perampok yang beraksi lintas kota.
Pelaku juga terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan di kakinya lantaran sempat melawan.
Pelaku berinisial HP kerap merampok sejumlah warga yang sedang mengambil uang baik dari ATM maupun bank.
Baca juga: Beredar Video Pria Tanpa Busana Merampok Sebuah Kafe, Ternyata Pelaku Sempat Numpang Mandi
Baca juga: Dicari Polisi : Pria Pembawa Pistol yang Dipakai untuk Merampok Counter HP di Ngawen Klaten
Mereka tak segan memecah kaca para korbannya demi merampok uang dan barang yang mereka incar.
Pihak kepolisian terpaksa melumpuhkan pelaku dengan menembak kedua kakinya.
Hal itu dilakukan karena pelaku melakukan perlawanan kepada petugas saat ditangkap.
Baca juga: Aksi Heroik Salman Selamatkan Rp 100 Juta untuk Bayar Gaji, Kejar Perampok dan Rebut Kembali Uang
"Salah satu pelaku berhasil diamankan di kediamannya di Yogyakarta," kata Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak pada Kamis (19/8/2021).
HP melakukan aksi kejahatannya bersama dua rekannya.
"Temannya sudah diamankan oleh Polda Jateng pada 13 Agustus lalu," ungkapnya.
Baca juga: Niat Ingin Merampok, Pria Ini Malah Mengantuk Hingga Kepergok Tidur Pakai Selimut dengan AC
Para tersangka tersebut telah melakukan aksi di lintas kota dan kabupaten dari Temanggung, Kendal hingga Purworejo.
"Adapun Kota Solo baru kali pertama mereka melakukannya," ujarnya.
Tersangka HP yang merupakan residivis kini terancam Pasal 363 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman 10 tahun penjara.
"Bersamanya kami amankan sejumlah uang tunai, sepeda motor dan pakaian yang dikenakan saat beraksi," jelasnya. (*)