Berita Boyolali Terbaru
Warga Boyolali Gigit Jari, Minyak Goreng Curah Langka Dua Pekan, Jeriken Sampai Menumpuk di Kios
Sebab, sampai saat ini migor curah ini belum ada di Boyolali. Seperti yang terlihat di kios Pasar Sunggingan.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Masyarakat Boyolali harus ekstra sabar untuk mendapatkan minyak goreng curah.
Sebab, sampai saat ini migor curah ini belum ada di Boyolali.
Seperti yang terlihat di kios Pasar Sunggingan, Boyolali yang merupakan pedagang besar migor curah.
Di kios itu, pemandangannya masih sama seperti pekan kemarin.
Baca juga: Pro Kontra Beli Migor Curah Harus Beli Juga Tepung & Gula di Solo, Ternyata Ada Pembeli yang Setuju
Baca juga: Gibran Ngaku Sudah Turun ke Lapangan, Tak ada Lagi Toko Jual Minyak Curah Pakai Syarat Beli Barang
Puluhan jeriken kosong masih menumpuk di depan kios tersebut.
Bahkan, tampak jumlah jerikennya malah bertambah.
Hal itu terlihat dari semakin tingginya tumpukan jeriken itu.
Puluhan jeriken itu sengaja ditinggal pelanggannya di kios itu, supaya sewaktu-waktu ada kiriman migor bisa diiisi oleh karyawan tokonya.
Odang Triyono mengatakan sampai saat ini pihaknya masih kesulitan mencari pasokan migor curah ini.
Bahkan sudah sekitar dua pekan, pihaknya tak menjual migor ini.
Puluhan jeriken yang sengaja ditinggal pelanggannya itupun belum bisa terisi migor curah yang diinginkan.
"Kalau ada pembeli yang tanya datangnya kapan, saya juga tidak bisa menjawabnya," jelasnya.
Padahal, dia yang memiliki pelanggan pelaku usaha UMKM sangat bergantung pada migor curah ini.
"Ya kalau ada yang tanya, saya jawab tidak ada, masih kosong. Padahal saya punya tangki penyimpanan minyak berkapasitas 14 ton,” pungkasnya
Pro Kontra Beli Migor Curah Harus Beli Juga Tepung & Gula di Solo
Sementara itu, pembelian minyak goreng curah di salah atu distributor di Pasar Legi Solo masih menggunakan sistem bundling dengan gula dan tepung.
Dengan pembelian 1 sak gula pasir atau 2 sak tepung 25 kilogram, pembeli bisa mendapatkan 17 kilogram minyak goreng curah.
Padahal 1 sak gula pasir harganya Rp 640 ribu, sementara 1 sak tepung seharga Rp 190 ribu.
Sementara itu, pembelian minyak goreng curah per kilogramnya sebesar Rp 15.500.
Menurut salah satu pembeli Mirta Aulia, dia tak mempersoalkan pembelian minyak goreng disertai pembelian tepung atau gula.
"Gak ada masalah, kita malah bersyukur ada sistem kayak gini, karena pembeli yang benar-benar pedagang seperti kami tidak antre sama pembeli yang hanyak jual mingor saja," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (28/3/2022).
"Nanti kan kami gak kebagian, dan antrian lebih banyak," jelas dia menekankan.
Wanita yang memiliki warung Kelontong itu menuturoan, dengan syarat yang diberikan oleh toko Nugroho itu, bisa memilahkan pembeli yang merupakan pedagang.
"Kalau bukan pedagang beli minyak goreng curah disini, takutnya ditimbun, atau dijual dengan harga yang lebih mahal lagi," ujarnya.
Mirta menuturkan, pembelian tepungnya ini akan dijual lagi kepada pedagang serabi dan ayam goreng tepung.
Hal senada juga diungkapkan pembeli lainnya, Ana yang merupakan pengusaha Pangsit di Solo.
Baca juga: Gibran Ngaku Sudah Turun ke Lapangan, Tak ada Lagi Toko Jual Minyak Curah Pakai Syarat Beli Barang
Baca juga: Ditanya Isu Reshuffle Kabinet di Sebelah Gibran, Ketum PAN Zulkifli Hasan : Itu Urusan Pak Presiden
"Pembelian tepung itu juga saya butuh, jadi gak masalah. Kalau gak, bisa saya jual lagi tepungnya," ujarnya.
Sementara itu pembeli lain Sidik, mengeluhkan sistem pembelian minyak goreng curah dengan sistem harus membeli tepung dan gula.
Sebab, dia hanya menjual minyak goreng curah saja, sehingga tepung atau gula tidak dia butuhkan.
"Saya cari ditempat lain, kalau cari disana (Toko Nugroho) kan harus beli tepung atau gula," ujarnya.
Di Pasar Legi, distributor yang tak mengharuskan pembelian sembako untuk mendapatkan minyak goreng curah ada seperti di CV Surabaya.
Namun, Sidik mencari di tempat lain karena di CV Surabaya sudah kehabisan stok minyak goreng curah.
"Ini mau muter lagi, sedapatnya dimana nanti," jelas dia.
Pesan Wali Kota Gibran
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memastikan Pemerintah Kota Solo bersama Polresta Solo sudah melakukan tindakan ke sejumlah toko, yang menerapkan pembelian minyak goreng curah pakai syarat pembelian tertentu.
Menurut Gibran, Kapolresta Solo yang menindak toko-toko tersebut.
"Sudah (sidak). Pak Kapolres yang ngecek langsung kemarin," ujar Gibran, di Loji Gandrung, Senin (28/3/2022).
Dia mengatakan teguran sudah diberikan kepada pihak-pihak yang masih menggunakan syarat dalam berjualan minyak goreng curah.
Tak hanya teguran, dikatakan Gibran sanksi juga menanti jika teguran tak diindahkan dan aksi serupa masih terus dilakukan.
"Sudah ditegur juga. Nanti ada juga (sanksi), nanti ada," kata Gibran.
"Pokoke kalau yang di lapangan Pak Kapolres itu yang ngerti. Beliau yang sidak terus ke toko-toko dan pasar-pasar," tambahnya.
Di sisi lain, Gibran menyayangkan adanya syarat yang diberlakukan pedagang. Menurutnya ini sama saja sejumlah pihak berusaha mengambil kesempatan.
"Ada beberapa yang mengambil kesempatan di tengah hiruk pikuk seperti ini. Ya sebenarnya nggak etis sih," ungkapnya.
"Apalagi pembeliannya harus banyak, tepung, gula, dan lain-lain. Kurang etis lah di momen-momen yang agak mengerikan seperti ini," tutur Gibran Kecewa.
Lebih lanjut, putra sulung Presiden Joko Widodo itu memastikan pihaknya bakal mengecek harga-harga kebutuhan bahan pokok secara berkala.
"Nanti pokoknya sebelum Ramadan, puasa, menjelang Idul Fitri, Lebaran, kita cek semua harga-harga kebutuhan pokok ya, jangan sampai warga kesulitan," pungkasnya.
(*)