Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Fakta Produksi Mie Boraks di Mojosongo Boyolali, Beroperasi 2 Tahun Tanpa Kantongi Izin 

Mie dengan kandungan boraks ditemukan di Mojosongo Boyolali. Fakta yang mencengangkan, sudah dua tahun pengusaha itu beroperasi tanpa izin

TRIBUNSOLO.COM/TRI WIDODO
Biodata dr Puji Astuti, Kepala Dinas Kesehatan Boyolali. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Mie dengan kandungan boraks ternyata diproduksi di Boyolali.

Campuran bahan berbahaya dalam kandungan mie itu ditemukan setelah adanya warga yang melaporkan kecurigaan.

Belum diketahui secara pasti alasan produsen mencampurkan bahan tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, TribunSolo.com belum mendapatkan informasi mengenai identitas dan lokasi produksi mie tersebut.

Baca juga: Bikin Geram, Pengusaha Mie Basah di Mojosongo Boyolali Nekat Campurkan Boraks, Dinas Kasih SP

Baca juga: Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan dan Pelayanan Publik, Dinkes Boyolali Buka Layanan Tiap Hari

Namun, menurut sejumlah sumber, produksi mie boraks itu dilakukan di rumah yang ada di wilayah Kecamatan Mojosongo.

Kepala Dinkes Boyolali, dr. Puji Astuti menyebut aksi curang dengan mencampurkan zat berbahaya ini tak hanya sekali dilakukan. 

Pengusaha mie rumahan tersebut tercatat di BPOM pernah menjual mie mengandung boraks. 

Selain itu diketahui jika pengusaha mie tersebut pernah mendekam di jeruji besi untuk kasus serupa.

Baca juga: Covid-19 Masih Ada di Boyolali, Hari Ini 2 Warga Terkonfirmasi Positif,Dinkes Minta Ketatkan Prokes

Baca juga: Produksi Susu Sapi di Boyolali Turun 25 Persen Imbas PMK, Penanganan Sapi Perah Jadi Prioritas  

Penggunaan boraks ini sangat berbahaya dan merusak tubuh. 

"Dalam sehari dia memproduksi 5 -6 kuintal mie basah untuk mie ayam," ungkapnya saat ditemui di TribunSolo.com, di kantornya, Selasa (12/7/2022).

Yang lebih mencengangkan lagi, menurut Kasi Pembinaan, Penyuluhan Ketertiban Umum, Satpol PP Boyolali, Hani Rulianto jika produksi mie basah itu telah berjalan selama 2 tahun.

"Dan itu belum ada perizinan PIRT (Izin Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) atau PIRT izin usaha tidak ada," kata Hani.

Dua Kali Diperiksa, Tetap Positif Boraks

Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali dibuat geram dengan ulah seorang pengusaha di Mojosongo, Boyolali

Sebab, dia ketahuan mencampurkan boraks dalam produksi mie basahnya. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, dr. Puji Astuti mengaku dibuat heran dengan pengusaha tersebut.

Baca juga: Kuliner Malam Kota Solo : Cicipi Mie Nyemek di Wedangan Pak Tres, Pedasnya Nampol Bikin Ketagihan

Baca juga: Jasa Penggilingan Daging Boyolali Full Senyum, Antrean Mengular, Warga Rela Tunggu hingga 2 Jam  

“Dua kali pemeriksaan (produk mie) masih positif saja (kandungan) Boraksnya. Akhirnya hari ini tadi, kita tindak lanjuti kesana, kita berikan surat peringatan pertama,” kata Puji kepada TribunSolo.com, Selasa (12/7/2022).

Puji menyebut pemeriksaan pertama yang dilakukan pertengahan Juni lalu itu dilakukan setelah adanya masyarakat yang melapor tentang dugaan kandungan formalin dalam mie basah yang diproduksi.

Pihaknya pun kemudian mengambil sampel mie yang kemudian dilakukan uji laboratorium.

Dari hasil uji lab itu, bukan formalin melainkan adanya kandungan boraks pada mie tersebut.

“Boraks itu seberapapun kandungannya, sudah dianggap zat berbahaya yang tidak boleh ada di Industri makanan,” ujarnya.

Dari temuan itu, pihaknya kemudian melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait untuk menindak lanjuti hasil lab mie tersebut.

Baca juga: Kuliner Enak Boyolali: Warung Soto Nggopir, Pilihan Menunya Beragam, Harga Murah Mulai Rp 6 Ribu

Baca juga: Sapi Kurban di Boyolali Kota Terdeteksi Gejala Ringan PMK, Dinas Sebut Masih Layak  

Disimpulkan, temuan tersebut harus ditindak lanjuti dengan melakukan pembinaan.

Selain memberikan pemahaman, pemilik juga diajari cara membuat mie yang sehat dan diminta untuk mengurus izin usahanya.

Namun, upaya pembinaan demi menjaga kesehatan konsumen itu hanya dianggap sebagai angin lalu saja.

Pemilik usaha tetap masih mencampurkan boraks ke bahan-bahan pembuatan mie.

Hal itu diketahui dari pengambilan sampel lagi yang kemudian dilakukan uji laboraturium.

“Surat peringatan pertama sudah saya keluarkan,” tambah Puji.

Meski skalanya masih rumahan, namun produksi mienya sudah lumayan besar.

Sehari rata-rata bisa menghasilkan 5-6 kuintal mie basah.

Puji juga menambahkan menurut informasi valid yang dia terima, yang bersangkutan juga pernah masuk penjara gara-gara masalah yang sama.

Bahkan rumah produksi mie basah ini selalu berpindah-pindah jika tempat usahanya itu sudah ‘tak aman’.

“Jadi kita juga kerjasama dengan BPOM, ternyata memang ada catatan masalah yang sama (Mengandung borax) pada pemilik tersebut," terangnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved