Berita Solo Terbaru
Wilayah Pajang Laweyan Solo Tak Punya SMA & SMK Negeri, Setiap PPDB Siswa Kebingungan Cari Sekolah
Siswa SMP di kawasan Pajang Laweyan Solo selalu kebingungan tiap tahun. Bagaimana tidak, niat ikut PPDB sulit gegara tak adanya SMA/SMK Negeri di sana
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan Kota Solo selama ini tak memiliki SMA dan SMK Negeri.
Hal itu menyebabkan lulusan SMP di wilayah tersebut mengalami kesulitan saat PPDB tiap tahunnya.
Apalagi usai adanya pendaftaran jalur zonasi, puluhan siswa SMP terlunta-lunta untuk mendapatkan sekolah SMA dan SMK Negeri.
Baca juga: PPDB Solo: Satu Siswa Asal Laweyan Solo Kebingungan Tak Masuk Zonasi SMA, Kini Masih Cari Sekolah
Baca juga: 5 Fakta Kasus Pencabulan Anak SMA oleh Mantan Direktur PDAM Solo : Berlagak Bak Dukun
“Saat ini, sekolah SMA di wilayah Pajang kan tidak ada, bahkan di kecamatan Laweyan khususnya,” kata tokoh masyarakat Pajang, Ir Heru Surayanto, Kamis (14/7/2022).
“Apalagi terkendala sistem zonasi, SMA yang dekat-dekat dengan daerah Pajang itu cukup jauh. SMA 7 dan 4 itu yang paling terdekat,” katanya.
Seperti diketahui, sistem zonasi biasanya hanya berlaku jika sekolah kurang 1 km dari rumah terdekat.
Sedangkan jarak dari SMA Negeri 7 dan 4 tersebut dari Pajang lebih dari 2 km.
“Permasalahannya disitu, terkendalanya di SMA dan SMK,” katanya.
Baca juga: Kuota PPDB SMA/SMK Jateng Sisa 1.638 Kursi, Ganjar Bakal Prioritaskan untuk Keluarga Miskin
Baca juga: Jeruji Besi Menanti Usai Cabuli Anak SMA hingga 12 Kali, Mantan Direktur PDAM Solo : Saya Khilaf
Heru mengatakan bahwa setiap tahun selalu ada siswa yang kesusahan mendapatkan sekolah negeri.
Rata-rata siswa yang lulus tersebut pada akhirnya memilih bersekolah di sekolah swasta.
“Tahun ini, ada 14 siswa yang kesusahan sekolah, 9 diantaranya memilih langsung masuk ke swasta,” katanya.
“Jika siswa dari keluarga mampu bisa ke swasta, kalau tidak mampu? Pasti jadi permasalahan tersendiri,” tambahnya.
Baca juga: Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan SMA/SMK, Pendaftaran Ditutup 31 Juli 2022
Sedangkan di wilayah Pajang sendiri ada 5 SMP. Sehingga mau tak mau ini selalu menjadi masalah setiap tahun.
Kasus siswa tak dapat sekolah ini sudah berlangsung sejak adanya sistem zonasi, namun menjadi semakin rumit sejak 3 tahun yang lalu.
Di tahun ajaran 2022/2023, Heru berusaha mencarikan sekolah bagi siswa tersebut.
Hingga akhirnya ke-14 siswa mendapatkan sekolah dan tersisa hanya 1 siswa saja yang hingga kini belum mendapatkan sekolah.
(*)