Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Ini Dezy Ais, Sales Mobil yang Tak Ragu Layani Pembeli Berpakaian Lusuh Mirip Pengemis

Kakek berpakaian lusuh di Sragen hendak membeli mobil dengan uang sekarung. Namun sales mobil tetap melayani kakek tersebut meski berpakaian lusuh

TribunSolo.com / Dok. Pribadi Dezy Ais
Kolase Foto : Potret Dezy Ais, sales Daihatsu di Sragen tengah melayani Wardji yang membeli mobil meski datang dengan penampilan tidak biasa, serta menghitung uang yang dibawa menggunakan karung secara bersama-sama di lantai dealer. 

"Karena mikirku cuma ada di TV-TV, ternyata aku ngalamin sendiri, dan uang itu benar-benar di karung dan diikat-ikat, jadi ngitungnya satu-satu," tambahnya.

Menurut Ais, memang sudah seharusnya berdasarkan SOP dari perusahaan untuk melayani siapapun yang datang.

Namun, hati nuraninya langsung tergerak untuk memberikan informasi dan pelayanan terbaiknya kepada Wardji.

Ia dengan sabar menjelaskan spesifikasi dan harga mobil, yang mana Wardji berniat untuk membeli mobil dengan rentang harga sekitar Rp 170 juta. 

Baca juga: Viral Pemuda Sragen Nekat Makan Sesajen di Sendang dan Kuburan, Rupanya Sempat Mimpi Buruk

Baca juga: Kuliner Enak di Sragen : Gado-gado Bang Ali Buka Sejak Tahun 1990, Porsinya Jumbo Hanya Rp 11.000

Akhirnya, mobil yang dipilih Wardji adalah Daihatsu All New Sigra keluaran terbaru dengan harga Rp 180.400.000 dan mendapat diskon sekitar Rp 11.000.000.

Setelah sepakat, kemudian Ais beserta karyawan bahkan kepala cabang ikut menghitung uang-uang receh yang dibawa Wardji. 

Penghitungan dilakukan sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB, sisanya, uang pembelian dibayar dari uang yang ada di tabungan Wardji dan istrinya. 

"Setelah transaksi, mulai menghitung dari jam 07.00 sampai jam 10.00, karena sebagian receh, ada pecahan Rp 2.000, Rp 10.000, paling tinggi Rp 100.000," terangnya. 

"Termasuk kepala cabang ikut menghitung, mintanya sekitar Rp 170 juta, milihnya tipe paling tinggi, dan matic," tambahnya. 

Penghitungan uang sekarung itu, dilakukan di lantai karena Wardji dengan sang istri enggan duduk di kursi yang telah disediakan. 

Ais pun juga ikut di lantai tanpa alas apapun untuk membantu menghitung, meski menjadi pusat perhatian customer yang datang. 

"Konsumen juga pada ngelihatin semua, karena disuruh duduk diatas, beliaunya tidak mau, akhirnya klesotan sampai jam 10.00, jam 11.00," ujar Ais. 

"Ibunya juga bilang, jenengan nggak gilo (anda tidak jijik) melayani saya mbak? Ya saya siapapun yang datang, ya saya layani dengan baik," katanya menambahkan. 

Ais pun juga kagum dengan sosok Wardji, karena tidak menawar harga seperti yang dilakukan kebanyakan orang. 

"Tapi, beliau tidak hitungan atau bagaimana, orang kan pasti nego, rada rewel, tapi dia tidak rewel, berapapun harganya dibeli," jelasnya. 

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved