Berita Boyolali Terbaru
Jejak Dua Raja Keraton Solo di Pesanggrahan Pracimoharjo Cepogo : Ternyata Pernah Jadi Markas PETA
Pada masa pemerintahan PB X, Pesanggrahan Pracimoharjo dikembangkan menjadi lebih artistik dan mewah.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Kemegahan Pesanggrahan Pracimoharjo ini pun dari bangunan Joglo yang ada di atas hamparan tanah lapang ini.
Untuk menuju Joglo itu, beberapa anak tangga harus dilalui.
Dua arca Dwarapala berdiri tegak di kanan kiri tangga sebelum masuk ke rumah joglo itu.
Keberadaan arca raksasa besar yang memiliki senjata berupa gada ini biasanya difungsikan sebagai penjaga atau pelindung.
Hawa sejuk sangat terasa saat menginjakkan kaki di atas lantai joglo.
Joglo yang berukuran sekitar 15 meter dominan dengan warna hijau pada tiang penyangga atau Soko guru.
Dibagikan ujung terdapat satir dan gambar Paku Buwono X serta lambang keraton Kasunanan Surakarta di atasnya.
Sementara di sebelah kanan joglo berdiri sebuah patung besar nan gagah Susuhunan Paku Buwono X.
Selain itu, ada beberapa bangunan lagi dan ada juga toilet di kompleks itu.
Pegiat sejarah, R Surojo mengatakan Pesanggrahan Pracimoharjo ini digunakan raja untuk beristirahat saat melakukan perjalanan ke wilayah barat.
"Selain itu, juga digunakan raja untuk menerima tamu-tamu penting kerajaan," jelasnya kepada TribunSolo.com, Minggu (11/9/2022).
Dia juga menyebutkan saat masa, penjajahan, Pesanggrahan Pracimoharjo ini juga pernah dijadikan sebagai markas Pembela Tanah Air (PETA) Pimpinan Slamet Riyadi
"Namun sayang setelah merdeka, diperkirakan akan diduduki Belanda lagi," jelas dia.
"Tapi pada bulan Desember 1949 Pesanggrahan Pracimoharjo ini dibumihanguskan oleh Letkol Slamet Riyadi," aku dia. (*)