Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Sulit Akses Air Bersih Saat Kemarau, Pengeboran Sumur Diharap Jadi Solusi Warga Giritontro Wonogiri 

Pengeboran sumur ini diharapkan menjadi solusi kesulitan warga setempat mengakses air bersih saat musim kemarau, Mereka acap kali harus membeli air

Istimewa
Pengeboran sumur air di Dusun Selur, Desa Ngargoharjo, Giritontro, Wonogiri. Pengeboran sumur ini diharapkan menjadi solusi kesulitan warga setempat mengakses air bersih saat musim kemarau. Warga selama ini kerap membeli air melalui truk tangki saat kesulitan mengakses air bersih. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Sejumlah desa di Wonogiri masih mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau tiba.

Salah satu desa yang masih mengalami kesulitan air bersih adalah Desa Ngargoharjo, Giritontro

Dandim 0728/Wonogiri, Letkol Inf Deny Octavianto, mengatakan pihaknya melakukan pengeboran sumur air di Dusun Selur, Desa Ngargoharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri pada Kamis (15/9/2022) kemarin. 

Menurutnya, program tersebut dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih yang kerap kali dihadapi warga. 

Baca juga: Harapan Warga Giritontro Sirna, Proyek Luweng Melikan untuk Sumber Mata Air Dihentikan,Ini Alasannya

Baca juga: Warga Giritontro Wonogiri Buat Tempe Raksasa: Beratnya 1 Kwintal, Harus Dipikul 18 Orang

"Ini program untuk membantu tersedianya air bersih. Setelah ditemukan sumber air yang cukup, baru dimulai kegiatan pengeboran," kata dia, kepada TribunSolo.com. 

Dandim berharap pengeboran itu bisa membuahkan hasil.

Dengan demikian, dapat mencukupi kebutuhan masyarakat serta dapat meningkat taraf hidup masyarakat yang kekurangan air bersih. 

Terpisah, Kepala Desa Ngargoharjo, Sumadi, mengatakan di wilayahnya memang seringkali mengalami kesulitan air bersih.

Di sana, warga terpaksa merogoh kocek lebih untuk mendapatkan air. 

Pasalnya, untuk mengatasi kesulitan itu, warga membeli air bersih lewat truk tangki.

Per tangki dengan ukuran 6.000 liter, warga harus membayar Rp130.000.

Menurut dia, survey dan penelitian sumber air di wilayahnya itu dilakukan pada akhir Agustus lalu oleh tim Korem 074/Warastratama. 

Baca juga: CFD di Kecamatan Giritontro Wonogiri Mulai Buka 17 Juli,Biasa Didatangi Warga Gunung Kidul-Pacitan 

Baca juga: Asal-usul Warga Dusun Poro Giritontro Tak Berani Pakai Kayu Jati, Ternyata Ada Kisah Menyayat Hati

"Tim dari Korem menemukan titik air di kedalaman 40-50 meter. Debitnya diperkirakan sebesar 2,6 liter perdetik," kata Kades.

Kades menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan kapan pengeboran itu akan selesai.

Dia berharap, pengeboran itu bisa meringankan beban masyarakat. 

"Jadi bisa meringankan beban ekonomi masyarakat. Tidak beli air lagi setiap musim kemarau, dapat untuk kebutuhan yang lain," pungkasnya.

Harapan Warga Giritontro Sempat Sirna

Pengeboran mata air di Luweng Melikan, Dusun Punung, Desa Jatirejo, Giritontro, Wonogiri terpaksa ditunda.

Padahal proyek ini untuk pengadaan sumber air warga.

Hal itu lantaran hasil penelitian menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, apabila sumber air disana disedot, debitnya kecil.

Penelitian itu dilakukan pada Sabtu (4/9/2021) dengan melibatkan BPDB Wonogiri, Mapala UMS dan Relawan dari Desa Sumberagung, Pracimantoro.

Dijelaskan oleh Sutarno, Kepala Desa Jatirejo Kecamatan Giritontro, padahal sumber air di Luweng Melikan itu potensial.

"Dulu pas pernah masuk kesana tahun 2018 ada suara gembrojok, kemungkinan sumber air. Tapi setelah diteliti kemarin kok mampet," jelasnya kepada TribunSolo Minggu (5/9/2021).

Baca juga: Viral Keluarga di Karanganyar Bongkar Celengan Sebesar Patung Macan, Jumlah Uangnya di Luar Dugaan

Baca juga: Pembelaan Indah Sari soal Kontroversi Saipul Jamil Tampil di Acara TV: Semangat Cari Rezeki Halal

Sebenarnya pihak desa berencana mendanai pengeboran sumber air disana menggunakan anggaran dana desa.

Namun, melihat hasil kajian yang kurang memuaskan, anggaran senilai Rp 30 juta itu tidak jadi digarap dan akan dialihkan untuk kegiatan lain.

"Kalau disedot airnya tidak mencukupi kan mubazir dananya. Maka dari itu kita pending dulu pengeboran itu," jelasnya.

Sebagai informasi, Luweng Melikan memiliki kedalaman mencapai lebih dari 30 meter. Didalamnya juga terdapat lorong yang belum dicek oleh tim peneliti.

"Debitnya belum tahu seberapa. Yang jelas debit airnya kecil, kalau airnya sebenarnya bersih," kata Sutarno.

Meskipun demikian, pihaknya akan terus berupaya untuk mencari sumber air bersih. Hal itu agar memudahkan warga Desa Jatirejo untuk mendapatkan pasokan air bersih.

Biasanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih, oada musim kemarau warga membeli air dari tangki untuk ditampung pada bak penampungan milik masing-masing.

Sebab, baru 2 dari 12 dusun disana yang tersentuh aliran air dari PDAM.

Luweng di Pracimantoro

Pencarian mulut luweng di Dusun Joho Kidul, Desa Joho, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri akhirnya ditemukan.

Misteri keberadaan luweng atau lobang di dalam tanah yang bisa sewaktu-waktu amblas sendirinya sehingga air mengalir ke sungai bawah tanah itu, terjawab sudah.

Luweng biasanya ada di tanah atau dataran yang terdapat karst seperti di Wonogiri itu.

Menurut Camat Pracimantoro Warsito, pencarian ini memakan waktu selama 10 hari.

Selain menggunakan ahli geografi, relawan, bahkan mengerahkan sejumlah paranormal.

"Pencarian sudah kita lakukan sejak hari Jumat (5/2/2021), dan baru ketemu Senin (15/2/2021) sore," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (18/2/2021).

Proses penggalian luweng demi mengatasi genangan banjir yang terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jumat (12/2/2021).
Proses penggalian luweng demi mengatasi genangan banjir yang terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jumat (12/2/2021). (TribunSolo.com/Agil Tri)

Pencarian luweng ini dengan menggunakan alat berat, dan ditemukan di kedalaman 6,5 meter dan lebar 1,5 meter.

Lokasi penemuan itu berada di pekarangan belakang rumah warga setempat yakni Pak Dalang Patik.

Luweng ini memiliki bentuk yang vertikal sekitar satu hingga dua meter, kemudian langsung membentuk horizontal.

Seusai ditemukan, luweng langsung dicoba diguyur air, dan airnya langsung bisa masuk ke dalam luweng dengan lancar.

"Untuk Joho Kidul cukup satu saja, tidak akan cari luweng lainnya," aku dia.

"Warga senang dan bahagia sekali. Jadi, kita gak jadi bikin saluran air. Kalaupun dibuat saluran air hujan jarak pembuangannya juga jauh," kata dia.

Lebih lanjut Warsito mengatakan, pencarian mulut luweng akan dilakukan juga di Dusun Klepu, Desa Sumberagung.

Pencarian luweng di lokasi Dusun Klepu diprediksi lebih mudah daripada di Joho Kidul.

"Karena titik mulut luweng di Klepu masih kelihatan jelas," terang dia.

Baca juga: Pencarian Luweng di Wonogiri Minta Bantuan Orang Pintar, Ini Cara Mendeteksi via Metode Geolistrik

Baca juga: Penjelasan Ahli Tentang Luweng : Lobang Air di Wonogiri yang Dicari dan Libatkan Orang Pintar

Awal Mula Pencarian Luweng 

Sebelumnya, sejumlah titik di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri rawan mengalami kebanjiran. 

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, biasanya air mengalir ke ruang bawah tanah melalui luweng atau lobang di tanah yang bisa sewaktu-waktu amblas sendirinya.

Bahkan karena curah hujan tinggi beberapa waktu lalu, banjir menggenangi Dusun Joho Kidul dan sejumlah dusun di Desa Sumberagung. 

Lantas berbagai cara dilakukan, di antaranya mengeruk mencari titik luweng, tetapi ternyata sudah berhari-hari tidak ditemukan.

Padahal pengerukan dengan alat berat atau backhoe.

Saran Sumarjo, Kakek Mas Al Ikatan Cinta : Kalau Sudah Tak Jadi Artis, Nyalon DPRD di Sukoharjo Saja

Video Polisi Bantu Kucing Menyeberang Jalan Raya Viral, Ini Cerita Dibaliknya hingga Banjir Pujian

Camat Pracimantoro Warsito mengatakan, pihaknya hingga meminta bantuan paranormal dalam upaya pencarian mulut luweng tersebut.

"Sudah dibantu orang pintar, tapi masih belum ketemu juga sampai sekarang," kata dia kepada TribunSolo.com, Jumat (12/2/2021).

Setidaknya ada tiga mulut luweng yang dicari, satu di Dusun Dompol Desa Petirsari dan dua luweng lainnya ada di Dusun Joho Kidul Desa Joho.

Ketiga mulut luweng itu diduga tertimbun tanah.

"Ini kita gali lagi di kedalaman 10 meter, kalau masih tidak ketemu, proyeknya nanti akan dihentikan," ucapnya.

Warsito mengatakan, dalam pencarian mulut luweng ini, ada paranormal dari luar Wonogiri yang didatangkan.

"Orang sepuh, dan warga sekitar juga membantu pencarian, tapi masih belum ketemu," ucapnya.

Bahkan lanjut dia, sejumlah ritual dilakukan warga dalam upaya pencarian luweng tersebut.

"Seperti lokasi galian dibuatkan bancakan, hingga warga begadang di lokasi," akunya.

Pengertian Luweng

Istilah "Luweng" cukup asing di telinga masyarakat.

Namun bagi mereka yang tinggal di bebatuan karst seperti wilayah Kabupaten Gunungkidul ataupun Kabupaten Wonogiri akrab dengan luweng. 

Menurut Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Eko Haryono  luweng adalah gua vertikal yang dalam. 

"Luweng terbentuk di dasar-dasar cekungan (Dolin)," katanya kepada Tribunsolo.com, Senin (15/2/2021). 

Menurut mantan President Asian Union of Speleology 2015-2019 itu, di sebuah Dolin selalu ada tempat untuk masuknya air. 

Baca juga: Jadi Biang Kerok Banjir di Pracimantoro, Upaya Normalisasi Luweng Terkendala Pencarian

Baca juga: Misteri Pencarian Luweng, Lobang Air di Pracimantoro : Belum Ketemu, Minta Bantuan Orang Pintar

"Tempat masuknya itu disebut dengan ponor," jelasnya. 

Diameter sebuah luweng tergantung pada seberapa besar wilayah tangkapan air dan debit airnya. 

"Semakin besar besar daerah tangkapannya dan airnya banyak maka diameter luwengnya juga besar," papar dia. 

Baca juga: Banjir Bandang di Wonogiri Rendam 2 Kecamatan dan Ratusan Rumah, Disebabkan Luweng Tersumbat

Intinya ialah luweng terbentuk atas proses masuknya air di permukaan karst yang kemudian larut oleh Dolin. 

Butuh waktu ratusan ribu tahun untuk terbentuknya luweng. 

"Luweng di Gunungkidul rata-rata terbentuknya di atas 100 ribu tahun," katanya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved