Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo
Imbas Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo, Bocah Trauma, Menangis Sejadi-jadinya karena Ketakutan
Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo menimbulkan trauma bagi seorang anak yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Belum terlihat ketakutan anak-anak, karena mungkin mereka belum tahu ya. Makanya saya pesan kepada orang tua jangan sampai dibahas kejadian kemarin itu," terang Bripka Yoki.
Pasalnya, anak-anak tidak perlu mengetahui lebih jauh soal peristiwa semalam agar lebih fokus dengan bermain dan belajar sesuai dengan usia anak.
"Kita juga pesan ke orang tua, jika ada indikasi perilaku yang mungkin agak berbeda dari biasanya pasca kejadian kemarin, bisa dikonsultasikan dengan konselor anak. Peran paling penting di orang tua," jelas dia.
Kapolda : Masyarakat Jangan Resah
Olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo selesai.
Itu disampaikan oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Mantan Kapolresta Solo itu menyampaikan, masyarakat tidak perlu khawatir karena peristiwa tersebut tidak berkaitan dengan aksi terorisme.
Barang yang meledak adalah paket yang diamankan sejak tahun 2021 dan belum diketahui kenapa bisa dibawa oleh Bripka Dirgantara.
"Saya harapkan tidak usah resah, memang benar ledakan itu bukan bom dan teror," terang dia kepada TribunSolo.com, Senin (26/9/2022).
"Situasi TKP saat ini sudah normal kembali, proses identifikasi inafis maupun labfor sudah selesai dan tidak ada kejadian yang menonjol di wilayah Sukoharjo termasuk masyarakat sekitar sudah melaksanakan aktivitas seperti biasa," terangnya.
Disisi lain, saat ini seorang anggota polisi yang menjadi korban masih dalam penanganan tim medis RS dr Moewardi.
Baca juga: Update Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo : 7 Orang Saksi Diperiksa Polda Jateng, Begini Hasilnya
Baca juga: Penjelasan Polda Jateng soal Ledakan Asrama Polisi Sukoharjo : Bukan Terorisme
Berdasarkan informasi dari dokter, luka bakar yang dialami korban sebesar 37 persen dan saat ini belum bisa dimintai keterangan.
"Jadi saya tegaskan bahwa terkait dengan anggota yang mau memusnahkan kemudian menjadi korban akan secara jelasnya setelah sembuh," jelasnya.
"Apakah itu ada unsur lalainya apakah anggota salah prosedur dan sebagainya setelah anggota dilakukan pemeriksaan, karena yang bersangkutan masih sakit," tandas dia.
Sebanyak 7 Orang Diperiksa