Biodata Rheo Fernandez, Sosok Yang Digadang-gadang Jadi Tandem Kaesang: Selalu Ingat Pesan FX Rudy

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Nama Rheo Fernandez mengemuka menjadi salah satu nama potensial untuk ditandemkan dengan Kaesang Pangarep. 

Itu pun bila Kaesang benar-benar terjun ke dunia politik dan berlaga di kontestasi Pilkada Solo. 

Namun, siapa sebenarnya Rheo Fernandez? 

Pria yang memiliki nama lengkap Rheo Yuliana Fernandez merupakan anak kedua dari lima bersaudara. 

Baca juga: Biodata Sri Huning Anwariningsih, PLT Rektor Universitas Sahid Surakarta, Hanya Menjabat 6 Bulan

Dia adalah buah hati dari pasangan FX Hadi Rudyatmo dan Elisabeth Endang Prasetyaningsih. Rheo lahir 13 Januari 1981 di Kota Solo. 

Kecintaan Rheo terhadap dunia politik rupanya sudah dimulai sejak muda. 

"Guru saya, notabene orang tua saya, bapak saya sendiri," kata Rheo kepada TribunSolo.com.

Dia sering ikut Rudy dalam forum rapat partai. Itu sejak dirinya masih berada di bangku SMA. 

Apalagi dia sudah kenal kehidupan berorganisasi saat itu. Baik dari tingkat RT, RW hingga kelurahan Pucangsawit.

Baca juga: Biodata Muhamad Mahmudi : Mantan Guru yang Jadi Koordinator Divisi SDM & Organisasi Bawaslu Boyolali

Nah, saat usianya sudah menginjak 17 tahun lebih, dirinya kemudian masuk ke salah satu anak ranting PDI Perjuangan (PDIP) Kelurahan Pucangsawit. 

Rheo kemudian mendapat amanah untuk menjadi sekretaris anak ranting. 

"Yang meyakinkan saya terjun ke politik adalah masyarakat," tutur Rheo. 

"Saya beranggapan (dengan terjun ke) dunia politik saya (lebih) bisa membantu masyarakat," tambahnya.

Rheo kemudian menapaki satu per satu tahapan atau jenjang karier yang ada di PDIP. 

Dia kemudian menjadi bagian pengurus Ranting Pucangsawit tahun 2005 sebagai bendahara.

Baca juga: Biodata Rohadi Widodo, Wakil Ketua DPRD Karanganyar 2019-2024 yang Meninggal Dunia di RSUP Kariadi

Lima tahun berselang, Rheo kemudian masuk menjadi jarang petinggi di PAC Jebres. 

Dia mendapat tanggung jawab menjadi Wakil Ketua Bidang Perekonomian. Itu diembannya hingga 2020. 

Rheo kemudian mendapat tanggung jawab lain sebagai wakil ketua bidang ideologi dan kaderisasi PAC PDIP Jebres. 

Dia menyampaikan ketika dirinya menapaki jenjang politik di PDIP selalu teringat pesan yang disampaikan Rudy untuknya. 

"(Pesan bapak) Kalau kamu berkuasa, kekuasaanmu buat masyarakat. Kalau bisa untuk kesejahteraan masyarakat," ucapnya. 

Rheo sempat mendapat kesempatan untuk maju sebagai anggota DPRD Kota Solo sebanyak 3 periode, mulai tahun 2009 sampai 2019. 

Namun kesempatan itu dia tolak karena alasan etika politik. 

Dirinya tidak ingin ketika menjadi anggota DPRD Kota Solo saat Rudy menjabat di pemerintahan kota (Pemkot) Solo. 

Memang selama 3 periode itu, Rudy tercatat menjadi Wakil Wali Kota Solo dan Wali Kota Solo. 

Dia pernah menjadi tandem Joko Widodo (Jokowi) dan Achmad Purnomo. 

Kini, Rheo siap maju bisa mendapat rekomendasi dari DPP PDIP maju jadi calon legislatif (caleg) di tahun 2024. 

Kesiapan tersebut tak lain karena Rudy kini sudah tidak lagi berada di tampuk kekuasaan Pemkot Solo.

Rheo sudah masuk dalam penjaringan bakal calon legislatif dari daerah pemilihan Jebres.

Selain aktif di dunia politik, Rheo rupanya memiliki usaha yang sudah dirintisnya sejak tahun 2003/2004.

Usahanya berkaitan dengan 'sampah limbah' yang berasal dari korporat. 

Dia mengambil barang-barang diantaranya drum, dan karton yang baru sekali pakai dari perusahaan-perusahaan. 

Limbah-limbah itu kemudian dibersihkan kemudian dijual lagi. Beberapa pelaku UMKM membeli darinya. 

Usaha tersebut dijalankannya tak jauh dari rumahnya yang berada di kawasan Kelurahan Pucangsawit. 

Selain itu, Rheo juga punya usaha percetakan. 

Berikut Biodata Rheo Fernandez, sosok yang digadang-gadang bisa ditandemkan dengan Kaesang : 

Nama : Rheo Yuliana Fernandez

Tempat, Tanggal Lahir : Solo, 13 Januari 1981

Riwayat Pendidikan: 

1. SD Negeri Wonosaren 1 (1993)

2. SMP Negeri 3 (1996)

3. SMA Negeri 6 (1999)

4. Universitas Atma Jaya Yogyakarta (2005)

5. Universitas Negeri Sebelas Maret (2009)

(*)