Berita Solo Terbaru
Momen Ketum Partai Makan Bersama Gibran, Pengamat: Minimal Punya Kesan Tidak Dijauhi Jokowi
Pengamat menilai para ketum partai mendekati Gibran lantaran tidak ingin terlihat jauh dari Jokowi. Para ketum itu menyempatkan makan bersama Gibran.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Meja makan mungkin menjadi salah satu cara yang dipakai Gibran Rakabuming Raka untuk menjalin kedekatannya dengan sederet ketua umum partai politik.
Diantaranya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PSI Giring Ganesha.
Kemudian terakhir adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Mereka mendapat undangan makan siang Gibran.
Itu dilakukan di rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung.
Momen makan siang dengan sederet tokoh itu berlangsung lebih kurang 1 jam.
Entah saat pagi, siang, ataupun malam hari.
Baca juga: Pandangan Pengamat Soal Banyak Menteri yang Kunjungi Solo di Era Gibran: Mediator Elite Politik
Hal yang dilakukan Gibran dipandang sebagai salah satu caranya untuk membangun citra diri di hadapan publik.
Seperti yang disampaikan pengamat Psikologi Politik UNS, Abdul Hakim.
"Dengan bersantap bersama di depan publik ini bagian dari usaha membangun citra kedekatan," ucap dia.
"Itu dilakukan oleh kalangan politisi manapun entah dari oposisi maupun koalisi," tambahnya.
Kendati demikian, pemenuhan undangan makan siang bersama yang hanya satu dua kali tidak cukup untuk memberi efek yang signifikan.
Kecuali kepada partai-partai yang masuk dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
"Itu mendeklarasikan kesetiaan mereka kepada pak Jokowi," ucap Hakim.
"Tetapi (untuk) partai atau sosok oposisi hanya efek sementara, kalau tidak ada bentuk gimmick politik ataupun hubungan positif dengan keluarga atau lingkaran dalam pak Jokowi," tambahnya.
Pembangunan kedekatan dengan orang-orang yang berada dalam lingkaran Jokowi akan meminimalisir efek politik yang tidak diinginkan.
Termasuk bagi partai politik oplosan atau kandidat politik di tahun politik seperti sekarang.
Itu sudah diupayakan Anies Baswedan dengan menemui Gibran dan sarapan bersamanya di sebuah hotel tahun lalu.
"Karena begini situasi politik Indonesia sekarang kalau kandidat politik apalagi capres dipersepsikan lawan dari pak Jokowi itu risiko sangat besar," ujar Hakim.
"Jadi untuk para oposisi ini minimal punya kesan tidak dijauhi pak Jokowi minimal diterima walaupun tidak didukung," tambahnya. (*)
Pasar Kabangan Dinilai Kurang Strategis Digabung dengan Pasar Jongke Solo Jateng, Ini Kata Pedagang |
![]() |
---|
Gibran Sebut Aduan Mahasiswa UNS ke Dirinya Salah Alamat, Minta Langsung ke Menteri Pendidikan |
![]() |
---|
Gibran Geber Pengerjaan 2 Lapangan Blulukan dan Stadion UNS Jelang Piala Dunia U-17 |
![]() |
---|
Tempuh Rute 113,7 Km, Ganjar Harap Peserta Tour de De Borobudur Nikmati Wisata yang Tersaji |
![]() |
---|
Gibran Lagi di Korea Selatan, tapi Diminta Presentasikan Pengentasan Kemiskinan dalam Rakernas PDIP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.