YF Sukasno Soal Banjir di Solo: Gandekan Terdampak Banjir, Kapasitas Pompa Tidak Sesuai Curah Hujan

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sebanyak 14 pompa saat ini beroperasi di Sungai dan Anak Sungai Bengawan Solo.

Berbagai infrastruktur pun dibangun, mulai dari pintu air, talut, parapet, dan masih banyak lagi.

Namun, ternyata curah hujan yang tinggi tidak mampu dihalau oleh berbagai infrastruktur yang dibangun.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Solo YF Sukasno.

Ia pun mencontohkan Kelurahan Gandekan, Jebres yang terdampak cukup parah.

Setidaknya 300 warga harus mengungsi akibat banjir kali ini.

"Bengawan akan berpengaruh di Gandekan. RW 1-5 memang rendah. Memang dulu diciptakan untuk jadi tandon airnya Demangan. Namun dalam perkembangan dipakai rumah warga. Pasti terendam," jelasnya saat ditemui Jumat (17/2/2023).

Pompa bisa berdampak signifikan jika curah hujan tidak terlalu tinggi.

"Kalau Bengawan terus tinggi lemparnya pakai pompa. Pompa itu kalau kota enggak hujan ya cepat. Kalau hujan ya tambahan air yang masuk enggak sesuai dengan Demangan Lama dan Demangan Baru. Itu akan berpengaruh," terangnya.

Meski berangsur surut namun butuh waktu cukup lama.

Baca juga: Dampak Banjir di Sragen, Jalan Tergenang hingga Sawah Terendam: Sungai Bengawan Solo Meluap

"Jagalan sudah kering kami di sini (Gandekan) masih 1,5 meter di 2 RW. Sudah surut sebelumnya 2 meter," terangnya.

Pompa air berguna untuk mengalirkan air ke aliran yang lebih tinggi.

"Kali Pepe dengan Bengawan tinggian Bengawan. Kalau Bengawan tinggi pintu ditutup. Cara buangnya ke Bengawan Solo dari Kali Pepe dipompa. Kapasitasnya tidak sesuai dengan curah hujan," tuturnya.

Dengan kondisi ini, menurutnya warga Gandekan sadar bahwa wilayahnya menjadi langganan banjir.