Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Nasional

Kekhawatiran Sri Mulyani Jika Masyarakat Tak Bayar Pajak Imbas Kasus Mario Dandy : Ekonomi Nyungsep

Mengenai seruan masyarakat enggan membayar pajak kepada Negara, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan kekhawatiran.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Dok. Instagram Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers usai Rapat Paripurna pengesahan RUU IKN di Jakarta, Selasa (18/1/2022). 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Imbas kasus Mario Dandy menganiaya David hingga koma, muncul seruan stop bayar pajak yang diserukan waganet di media sosial.

Mario Dandy sendiri merupakan anak Rafael Alun Trisambodo,  pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Terlebih saat harta kekayaan Rafael Alun terkuak sebesar Rp56 miliar.

Baca juga: Shane Lukas Mengaku Dijebak oleh Mario Dandy, Sempat Dijanjikan Tak Bakal Kena Pidana saat Kejadian

Nominal itu dianggap tidak sesuai dengan profil pekerjaan dari yang bersangkutan.

Mengenai seruan masyarakat enggan membayar pajak kepada Negara, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan kekhawatiran.

Ayah Mario Dandy Satrio (20) yang merupakan pejabat pajak bernama Rafael Alun Trisambodo meminta maaf atas kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya. Kini Rafael telah dicopot jabatannya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Ayah Mario Dandy Satrio (20) yang merupakan pejabat pajak bernama Rafael Alun Trisambodo meminta maaf atas kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya. Kini Rafael telah dicopot jabatannya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Tangkapan layar video TribunNews)

Sri Mulyani mengatakan, pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat ada tiga sumber pendapatan negara, salah satu yang utama yaitu penerimaan dari sektor perpajakan.

Menurut Sri Mulyani, APBN merupakan instrumen penting sebagai shock absorber dalam menjaga dan melindungi perekonomian dan rakyat dari dampak kenaikan harga pangan dan energi global.

Baca juga: Sri Mulyani Sentil Gaya Hidup Dirjen Pajak Suryo Utomo, Gaya Hidup Mewah Bisa Bikin Rakyat Marah

Terbukti, APBN bisa memulihkan kinerja ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19, dan mampu menahan gempuran dari dampak melambatnya perekonomian global.

"Kita lihat dalam mengelola ekonomi 3 tahun terakhir saat pandemi. Penerimaan Negara kita jatuh mendekati 20 persen kontraksinya, dan dalam situasi yang shock sangat dalam, APBN mencoba menyangga," ungkap Sri Mulyani dalam acara diskusi Economic Outlook 2023 di Jakarta, (28/2/2023).

Menurut Menkeu, uang pajak yang dibayarkan oleh masyarakat juga kembali berdampak kepada masyarakat.

Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga diperuntukkan penyaluran bantuan sosial kepada warga negara RI yang membutuhkan.

Baca juga: KPK Cium Kejanggalan pada Kekayaan Pejabat Pajak Rafael Alun Trisambodo : Tak Cocok dengan Profil

"Infrastruktur yang kita bangun dengan APBN dengan uang pajak, jadi pajak untuk pandemi, pajak untuk bantuan sosial, pajak untuk infrastruktur. Itu semuanya dapat membantu dan namanya shock absorber dalam pemulihan ekonomi," paparnya.

Sri Mulyani mengungkapkan dampak apabila penerimaan pajak Negara tidak maksimal, dalam arti lain masyarakat malas membayar pajak.

Hal tersebut tentunya akan memberikan efek terhadap kinerja ekonomi Indonesia yang bakal mengalami penurunan drastis.

Terlebih, 2023 merupakan tahun yang dinilai cukup sulit, karena diprediksi sejumlah negara di dunia bakal mengalami resesi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved