Kuliner Solo

5 Rekomendasi Kuliner Enak di Wonogiri yang Patut Dicoba, Mie Ayam Steak hingga Nasi Goreng Tiwul

Kuliner tradisional maupun modern bisa Anda jumpai ketika berkunjung ke Wonogiri.

Tribun Solo / Bima
Mie ayam steak di kedai mie ayam Wonogiren. 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Kuliner tradisional maupun modern bisa Anda jumpai ketika berkunjung ke Wonogiri.

Mulai dari nasi tiwul goreng, Pecel legendaris hingga mie ayam dengan toping steak bisa dijumpai di Kabupaten ini.

Baca juga: Kuliner Sukoharjo: Menikmati Bakso Kotak Surabaya, Cocok Disantap saat Musim Hujan

Terlebih kuliner Wonogiri memiliki cita rasa yang unik dan berbeda dari daerah lain.

Di Wonogiri juga terdapat banyak kuliner legendaris yang masih eksis walaupun berdiri sejak puluhan tahun lalu.

Bagi Anda yang penasaran apa saja rekomendasi kuliner enak di Wonogiri, berikut TribunSolo rangkum 5 kuliner yang patut dicoba.

1. Nasi Tiwul Disajikan Pakai Tampah di Warung Mbak War, Lauk Komplit Cuma Rp 13 Ribu

Kepopuleran nasi tiwul Wonogiri sudah tidak perlu diragukan lagi.

Nasi berbahan tepung gaplek atau singkong itu masih menjadi favorit banyak orang.

Warung Mbak War yang berada di Lingkungan Joho Lor RT 2 RW 4, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri Kota.

Disana, seporsi nasi tiwul disajikan diatas tampah atau wadah makanan dari anyaman bambu.

Dalam penyajiannya nasi tiwul tak sendiri, sebab banyak lauk pelengkap.

"Lauknya komplit, ada gereh (ikan asin), sayur lombok, lalapan, tahu tempe dan sambal," ujar pemilik warung, Atik, kepada TribunSolo.com.

Setampah nasi tiwul dengan berbagai macam lauk itu dihargai Rp 13 ribu. Bahkan itu sudah termasuk segelas teh hangat, sangat murah namun dijamin mengenyangkan.

Nasi tiwul dan berbagai macam lauk itu diolah Atik sendiri dirumah, sehingga jaminan rasa dan kebersihan tidak perlu diragukan.

"Ini menu baru disini, sebelumnya kan nasi gandul (makanan khas Kabupaten Pati). Tapi ingin jual tiwul yang asli Wonogiri juga," jelasnya.

Baca juga: Kuliner Karanganyar: Bakmi Jowo Anglo Pak Aris, Rasa Maknyus Tanpa MSG, Langganan Tokoh Karanganyar 

Nasi Tiwul di warung Mbak War.
Nasi Tiwul di warung Mbak War. (Tribun Solo / Bima)

 

Tempat makan ini buka setiap hari, senin sampai hari jumat mulai buka pukul 15.00 WIB sampai malam sehabisnya.

Sedangkan pada akhir pekan tempat makan ini buka dari pagi hari.

Adapun alasannya menyajikan nasi tiwul dengan tampah, yakni untuk menimbulkan kesan tradisional, karena tiwul sendiri juga identik dengan makanan tradisional.

2. Pecel Mbah Nemleg di Baturetno, Warung Legendaris yang Sudah Berdiri Sejak 1937

Warung Mbah Nemleg yang terletak di Dusun Batu Kidul, Desa/Kecamatan Baturetno, Wonogiri.

Warung yang berdiri sejak tahun 1937 itu punya menu spesial yakni Pecel Empal.

Pengelola Warung Mbah Nemleg, Sri Sudarsih (62) menceritakan warung itu merupakan peninggalan neneknya.

Dulu warung itu hanya sebuah gubug yang berdiri di bawah pohon mangga kweni.

"Awalnya simbah saya, Mbah Sonojoyo. Dulu berjualan wedhang dan berbagai makanan tradisional di sebuah gubug," kata dia, kepada TribunSolo.com.

Pecel Mbah Nemleg di Baturetno
Pecel Mbah Nemleg di Baturetno (TRIBUNSOLO.COM/Erlangga Bima Sakti)

 

Pecel Nemleg menggunakan kencur dan jeruk purut yang menjadi khasnya.

Baca juga: Kuliner Solo: Rujak Cingur Prabu, Langganan Selvi Ananda hingga Presiden ke-6 Indonesia SBY

Selain pecel, yang menjadi menu andalan disana adalah teh ginastel, atau teh yang legi panas kenthel (manis, panas dan kental).

"Kuncinya untuk mempertahankan simbah itu di bumbu. Dulu sebelum pandemi ramai banget. Setelah pandemi ini belum pulih seperti dulu.

Warung Mbah Nemleg buka hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 07.00 hingga pukul 15.00. Letaknya Pasar Bung Karno Baturetno ke selatan tak lebih dari 1 kilometer.

Soal harga, tak perlu khawatir. Seporsi Pecel Mbah Nemleg yang melegenda itu hanya Rp 5 ribu rupiah, itu sudah termasuk dengan tempe. Disana juga menyediakan berbagai macam bacem, mulai dari tahu, tempe dan telur.

Jika dengan lauk empal atau telur tentu harganya berbeda. Menurut Riri, sapaan akrab Sri Sudarsih harga pecel dengan empal Rp 25 ribu dan sudah termasuk dengan minum.

3.Mie Ayam Topping Steak Ayam di Wonogiren SS, Terjangkau Satu Porsinya Rp 11 Ribu

Membahas tentang mie ayam Wonogiri, seakan-akan tidak ada habisnya.

Mie ayam steak yang dijual di Kedai Mie Ayam Wonogiren SS yang berada di wilayah Kelurahan Wonokarto.

Lokasi tempat makan ini patokannya berada sekitar 200 meter ke arah utara dari Ayam Goreng Paryanti.

Mie ayam steak itu layaknya seperti mie ayam pada umumnya. Hanya saja, diberikan toping ayam goreng tepung atau yang biasanya disebut steak ayam lengkap dengan bumbu steak.

Mie ayam steak di kedai mie ayam Wonogiren.
Mie ayam steak di kedai mie ayam Wonogiren. (Tribun Solo / Bima)

Baca juga: Kuliner di Sragen : Nasi Goreng Jamur Pak Pur, Porsi Jumbo Cuma Rp 13.000, Berdiri Sejak Tahun 2001

Mie ayam steaknya seharga Rp 11 ribu per mangkok, itu hanya selisih Rp 2 ribu lebih mahal daripada mie ayam original yang dijual di warungnya.

Dia menjelaskan, seluruh komponen mie ayam diproduksinya sendiri. Bahkan termasuk dengan mie-nya.

Dia mengklaim, produknya anti micin, anti pengawet dan anti pengenyal.

Bagi tribunners yang penasaran, bisa mengunjungi kedai Mie Ayam Wonogiren yang buka setiap hari mulai dari pukul 11.00 siang hingga 19-00 WIB.

Disana juga menyediakan varian mie ayam lain seperti mie ayam kepala, ceker dan mie ayam goreng. Tak hanya itu, disana juga menerima pesanan mie ayam instan.

4. Gurihnya Nasi Goreng Tiwul Warung Pak Tesy, Seporsi Harganya Cuma Rp 10 Ribu

Di tengah maraknya menu makanan kebarat-baratan seperti burger, fried chicken dan lain sebagainya di Indonesia, nasi tiwul tetap memiliki penikmat setia.

Berbeda dengan lainnya, ada sebuah warung di Wonogiri yang menyediakan nasi tiwul yang digoreng.

Lokasinya berada di warung Pak Tesy yang terletak di Kecamatan Wonogiri Kota. 

Nasi Goreng Tiwul di Warung Pak Tesy di Wonogiri
Nasi Goreng Tiwul di Warung Pak Tesy di Wonogiri (TRIBUNSOLO.COM)

Baca juga: Sedapnya Sop Ayam Bu Lastri Klaten, Menu Sop Brutu dan Sayap Ayam Paling Laris dan Cepat Habis

Jadi tak hanya menikmati tiwul dengan sayur. 

"Setiap hari menyediakan nasi tiwul,"

"Dan setiap hari pasti ada yang membeli nasi goreng tiwul," kata pemilik warung Pak Tesy, Suwarno, kepada TribunSolo.com, Senin (25/7/2022). 

Adapun bumbu yang digunakan untuk nasi goreng tiwul diantaranya cabai, bawang merah, bawang putih, kemiri, garam dan penyedap rasa.

Perbedaannya hanya terletak di pemakaian kecap.

Menurutnya, nasi goreng tiwul tidak perlu memakai bumbu kecap agar lebih original. 

"Pakai bumbu itu sudah cukup sedap. Telurnya bisa dicampur, bisa juga di ceplok,"

"Ya hanya pakai telur itu, tidak pakai ayam atau yang lainnya (toping lain). Satu porsi Rp 10 ribu saja," terang dia. 

5. Pepes Ikan Nila, Bumbu Rempahnya Terasa, Syahdu di Pinggir Waduk Gajah Mungkur

Bicara ikan, Wonogiri-lah gudangnya.

Ya, di sana ada Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang menjadi tempat budidaya ikan nila.

Tak hanya digoreng, dibikin bothok maupun diolah menjadi ikan bakar, ikan nila juga bisa diolah menjadi sajian yang lezat yakni pepes.

Salah satu warung yang menjual bothok ikan nila yaitu Rumah Makan Nila Kencana yang berada di Jalan Raya Wonogiri-Pracimantoro, Desa Sendang.

Penampakan pepes ikan nila di warung di pinggir Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Ikan dibungkus dengan daun pisang yang di dalamnya sudah dilumuri bumbu rempah.
Penampakan pepes ikan nila di warung di pinggir Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Ikan dibungkus dengan daun pisang yang di dalamnya sudah dilumuri bumbu rempah. (TribunSolo.com/Erlangga Bima)

Seperti kebanyakan olahan pepes pada umumnya, bahan utama yakni ikan nila dimasak dengan cara dikukus yang sebelumnya dibungkus dengan daun pisang.

"Kalau di tempat kami, setelah dipanen, ikan dibersihkan kemudian dilumuri bumbu rempah dan dibungkus daun pisang, kemudian baru dikukus," kata pemilik, Sugiyanto, kepada TribunSolo.com, Selasa (20/12/2022).

Tak sampai disitu, ada satu proses lagi sebelum pepes ikan nila itu sampai di meja pelanggan, yakni dibakar menggunakan arang.

Pembakaran tersebut bertujuan untuk menambah citarasa pepes, lebih lagi pepes dibungkus menggunakan daun pisang sehingga bisa dibayangkan betapa wanginya aroma pepes itu.

Di warung Sugiyanto, satu porsi ikan pepes dibanderol seharga Rp 22 ribu.

Dengan harga itu pembeli, mendapat satu ekor utuh pepes ikan nila penuh dengan bumbu serta satu ceting nasi putih.

Pepes nila di warung Sugiyanto dibuat lumayan pedas, jika pengunjung merasa kurang pedas, bisa meminta tambahan sambal.

Menyantap pepes ikan nila menjadi lebih nikmat karena sambil menikmati hembusan angin di tepi Waduk Gajah Mungkur.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved