Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo

Jeritan Perajin Kain Tenun di Sukoharjo, Sepotong Stagen Sepanjang 8 Meter Cuma Dihargai Rp20 Ribu

Meski sudah ada alat tenun menggunakan mesin, perajin ini memilih menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).

TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
Yatmi, perajin kain tenun stagen di Desa Luwang, Gatak, Sukoharjo, masih memanfaatkan alat tradisional, Rabu (7/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kain tenun stagen saat ini seolah tak ada 'harganya'.

Sebab stagen saat ini dihargai sangat murah.

Jeritan perajin kain tenun stagen di Sukoharjo mengemuka.

Salah satunya dari Yatmi (70), perajin kain tenun stagen di Desa Luwang, Gatak, Sukoharjo.

Satu potong kain tenun stagennya hanya dibanderol tak sampai Rp50 ribu.

"Saya buat sendiri, satu potong berukuran 8 meter hanya di harga Rp 20ribu, itu sudah ada yang ambil dan dijual di Pasar Klewer Solo," kata Yatmi, kepada TribunSolo.com, Rabu (7/6/2023).

Maka tak heran, perajin kain tenun stagen di desanya makin berkurang juga karena rendahnya penghasilan yang didapat dari industri ini.

Baca juga: Kuliner Sukoharjo : Mie Kusumo, Sensasi Nikmati Mie Ayam Dibakar! Ada Rasa Original Sampai Rendang

Padahal dahulu desa ini dipenuhi perajin yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang terbuat dari bambu.

Namun seiring berjalannya waktu dan adanya penemuan mesin tenun, saat ini para warga tidak lagi menggunakan alat tradisional tersebut.

Di Desa Luwang sendiri, masih ada yang menggunakan alat tradisional alias ATBM itu, tapi jumlahnya tak lebih dari jumlah jari di dua tangan manusia.

Padahal menurutnya alat tradisional tersebut memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dnegan mesin.

"Kalau yang menggunakan alat ini memang masih ada, tetapi tidak banyak kurang dari sepuluh," ujarnya.

Yatmi sendiri sudah berjibaku puluhan tahun dengan kerajinan ini.

Tapi produktivitasnya sendiri saat ini rendah.

Dia hanya bisa membuat dua potong kain stagen per harinya karena terkendala fisik yakni sudah lanjut usia.

"Sudah puluhan tahun, yang pasti sejak saya remaja. Saya lupa umur berapa saya belajar tenun ini dan dulu saya belajar dengan bapak saya," ucap Yatmi.

Baca juga: Sosok Sadirmun, Jemaah Calon Haji Tertua dari Sukoharjo, Usianya 94 Tahun

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved