Berita Klaten

Soal Isu Perselingkuhan Perangkat Desa Mandong, Camat Harap Tak 'Digoreng' di Pilkades 

Camat Trucuk Klaten meminta isu perselingkuhan di Desa Mandong tidak dibawa ke ranah pilkada. Sebab, kasus ini adalah personal terduga.

TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Spanduk tuntutan ke perangkat desa untuk dipecat di pinggir jalan utama Pedan-Trucuk, Desa Mandong, Kecamatan Trucuk, Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Camat Trucuk, Rabiman berharap isu perselingkuhan perangkat desa Mandong tidak digoreng untuk Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). 

Sebab, Desa Mandong akan segera melaksanakan Pilkades dalam waktu dekat. 

Dia mewaspadai bilamana kasus tersebut malah digoreng untuk kepentingan pemilihan Kepala Desa.

"Ini murni (kasus) para terduga, jangan sampai dibawa ke pilkades," ujarnya.

Ia menghimbau masyarakat Desa Mandong tetap tenang, karena permasalahan tersebut proses sudah berjalan dan masih berjalan.

"Percayakan saja ke para petugas yang menangani supaya (segera) ada keputusan," pungkasnya.

Sementara itu, isu perselingkuhan antar perangkat Desa Mandong, Kecamatan Trucuk, Klaten menjadi sorotan. 

Isu tersebut juga memantik reaksi dari masyarakat hingga memasang spanduk protes. 

Camat Trucuk, Rabiman membenarkan adanya isu tersebut.

Baca juga: Jaga Kondusifitas, Bupati Sri Mulyani Wajibkan Pemenang Pilkades Silaturahmi ke Lawan yang Kalah

"Baru diduga, ada perangkat yang menjalin hubungan," ujar Rabiman kepada TribunSolo.com.

Pihak Desa Mandong sudah membentuk tim bersama pihak terkait untuk meminta klarifikasi.

"Sudah dilakukan klarifikasi pada Kamis (15/6/2023) oleh pihak Desa, karena ini masih kewenangan Desa. Jadi pihak Lurah membuat tim bersama pihak terkait untuk BAP (Berita Acara Perkara)," ucapnya.

Hasil klarifikasi lalu disampaikan oleh tim ke Inspektorat untuk selanjutnya mendapat rekomendasi.

"Adapun sanksi tidaknya saat ini prosesnya masih berjalan, belum bisa disampaikan kesimpulannya," terangnya.

Adapun pemasangan spanduk tuntutan warga Mandong sendiri, menurut Rabiman sebagai bentuk tuntutan warga daripada pengerahan massa.

"Tapi sifatnya bukan provokatif, hanya meminta Pak Lurah segera selesaikan," jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved