Berita Wonogiri

Leptospirosis Merebak di Wonogiri, Edukasi Jadi Kunci Menekan Potensi Terpapar

Kasus Leptospirosis di Wonogiri kini menjadi perhatian. Masyarakat diminta untuk lebih memperhatikan kebersihan.

Istimewa/Dok Dinkes Boyolali
Pembedahan tikus yang tertangkap untuk dilakukan uji laboratorium. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Sebanyak 49 kasus leptospirosis atau kencing tikus ditemukan di Wonogiri sejak awal tahun hingga bulan Mei 2023.

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menekan potensi terpaparnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri, Satyawati Prawirohardjo, mengatakan salah satu upaya meminimalkan potensi terpapar leptospirosis adalah dengan PHBS.

"Salah satunya dengan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)," jelasnya, kepada TribunSolo.com.

PHBS bisa dilakukan dengan cara mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.

Selain itu, pencegahan leptospirosis di rumah bisa dilakukan dengan menyimpan makanan dan minuman dengan baik.

Baca juga: Petani di Wonogiri Meninggal Akibat Leptospirosis, Pernah Tangkap Tikus Tanpa Alat Pelindung Diri

Bagi yang bekerja di area persawahan seperti petani, masyarakat bisa menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa sepatu boot dan sarung tangan serta selalu menjaga kebersihan.

Dia mengatakan masyarakat harus teredukasi tentang leptospirosis.

Ketika menemui gejala-gejalanya, maka bisa segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan penanganan.

"Edukasi juga sudah dilakukan teman-teman di lapangan," jelasnya.

Di bagian lain, terkait dengan temuan 49 kasus leptospirosis dengan satu kematian, pihaknya menuturkan dengan jumlah kasus banyak dan ada satu kematian, penanganan dinilai sudah baik.

"Penanganannya berarti sudah baik. Yang meninggal juga usianya sudah 80 tahun, siapa tau juga ada komorbid," jelasnya.

Camat Jatisrono dimana ditemukan satu kasus kematian, Yohanes Trisnadi, mengatakan pemberantasan tikus di persawahan yang menjadi lokasi rawan penyebaran leptospirosis masih dalam tahap koordinasi.

"Kalau mau gropyokan, belum bisa dilakukan. Sebab, ada yang sudah panen dan masih tanam," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved