Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Temuan OJK Kasus Ospek UIN Solo, 200 Mahasiswa Terdaftar Paylater bukan Pinjol: Limitnya Rp 300 Ribu

Para mahasiswa UIN Solo ternyata bukan terdaftar pinjol, namun paylater. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh OJK.

TribunSolo.com / Anang Ma'ruf
Suasana kampus UIN Raden Mas Said Surakarta, Rabu (9/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menemukan fakta baru dari pendalaman kasus yang menyeret sejumlah pihak di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Solo.

Seperti diberitakan sebelumnya, OJK telah mengumpulkan keterangan dari sejumlah pihak baik dari rektorat UIN Raden Mas Said Solo, DEMA, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) yang bersangkutan, serta mahasiswa baru.

Dari pengumpulan keterangan itu diketahui setidaknya ada sejumlah mahasiswa baru yang telah terdaftar salah satu platform Paylater.

"Tim kantor pusat kami juga sudah berkoordinasi dengan kami untuk menemui beberapa mahasiswa baru yang sudah berhasil register (di aplikasi)," ungkap Kepala OJK Solo, Eko Yulianto saat dihubungi TribunSolo.com, Selasa (22/8/2023).

Dari temuan OJK, Eko menerangkan ternyata mahasiswa baru UIN RM Said bukan meregistrasi akun pinjaman online (Pinjol) melainkan Paylater.

"Jadi dari hasil data yang diperoleh memang seperti apa yang disampaikan oleh Kepala Deputi Pengawasan Perilaku PUJK kantor pusat bahwa itu memang bukan registrasi Pinjol tapi registrasi di Paylater," tambahnya.

Baca juga: Rektorat UIN Solo Buka Aduan Terkait Pinjol, Ambil Langkah Amankan Data Mahasiswa Baru

Sementara itu, Eko menerangkan setidaknya ada lebih dari 200 mahasiswa baru yang terdaftar di platform Paylater dan mendapat limit kredit dari Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu.

"Kalau yang terregistrasi paylater itu sekitar 200-an mahasiswa. Yang itu memang sudah masuk istilahnya ke credit line. Jadi memang masing-masing sudah mendapat platform antara Rp 100 ribu - Rp 300 ribu," ungkapnya.

Selain itu, Eko juga mengatakan pihaknya menemukan ada lebih dari 1.200 mahasiswa baru yang juga dibukakan rekening di salah satu bank.

"Kalau yang lainnya ada juga yang dibukakan rekening di bank. Tapi sebenarnya itu tidak apa-apa karena dalam rangka inklusi, berarti memang yang bersangkutan sekarang memiliki rekening di bank. Itu malah sudah ada lebih dari 1.200-an mahasiswa yang sudah register ke pembukaan rekening bank," tutup Eko. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved