Ganti Rugi Underpass Joglo Solo
Satker PJN III Jateng Pastikan Ada Surat Pemberitahuan Sterilisasi Sekitar Proyek Underpass Joglo
Pemberitahuan tersebut nantinya bakal melalui surat edaran yang dikirim ke kantor Kelurahan setempat yang kemudian akan diteruskan kepada para PKL
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Asisten Lahan Satker PJN III Jawa Tengah, Agus Mulyanto membenarkan bahwa sekitar lokasi proyek pembangunan Underpass Palang Joglo harus steril saat pengerjaan dimulai.
"Iya benar," ujar Agus saat dihubungi TribunSolo.com, Rabu (27/9/2023).
Lebih lanjut, Agus menerangkan bahwa sebelum pelaksanaan pengerjaan proyek, kawasan tersebut telah steril.
"Diharapkan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai mungkin sudah mengosongkan atau menyesuaikan di lapangan," sambungnya.
Agus menambahkan, pemberitahuan tersebut biasanya melalui surat edaran yang dikirim ke kantor Kelurahan setempat yang kemudian akan diteruskan kepada para PKL.
"Kalau surat pemberitahuan ada, dan biasanya undangan nantinya disampaikan lewat kelurahan setempat," katanya.
Sementara itu, Agus tidak menjelaskan secara pasti kapan surat pemberitahuan tersebut disampaikan ke pihak berwenang.
Baca juga: Pemkot Solo Belum Berikan Solusi untuk Warga Terdampak Pembangunan Solo Cultural Center
Baca juga: Warga Nusukan Dapat Ganti Rugi Rp40 M dari Proyek Underpass Joglo Solo, Punya 9 Sertifikat Tanah
Di sisi lain, nasib sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berada di sepanjang jalan Ki Mangun Sarkoro dan jalan Sumpah Pemuda, Banjarsari, Solo kini terkatung-katung.
Hal itu karena jelang proyek pembangunan Underpass Palang Joglo yang akan dimulai pada pertengahan bulan Oktober mendatang.
Selain warga sekitar proyek, pedagang kaki lima di sekitar lokasi proyek Underpass Palang Joglo pun mengaku terdampak.
Salah satunya Supriyono (48) warga Klaten yang telah puluhan tahun berdagang angkringan di sisi Selatan Simpang Joglo tersebut kini was-was bila lapak jualannya diminta untuk pindah.
"Ya memang kalau pemerintah minta suruh pindah ya mau gimana lagi, wong tidak bisa ngapa-ngapain. Padahal Tegal-sawah e (ladang mencari nafkahnya) di sini, yaudah nggak tahu nanti gimana," ujar Supriyono.
Dari pantauan TribunSolo.com, setidaknya ada sekitar 17 PKL yang berada di sepanjang proyek pembangunan Underpass Palang Joglo.
Belasan PKL tersebut terdiri dari berbagai macam usaha seperti angkringan, warung makan, warung kelontong, dan pengusaha tambal ban.
(*)
PKL Sekitar Proyek Underpass Palang Joglo Solo Akui Belum Terima Surat Edaran Kosongkan Lapak |
![]() |
---|
Lokasi Sekitar Proyek Underpass Palang Joglo Dipastikan Harus Steril, Nasib PKL Terkatung-katung |
![]() |
---|
NASIB 17 PKL Sekitar Proyek Underpass Palang Joglo Solo, Harus Pindah Sebelum Proyek Dimulai |
![]() |
---|
Curhat Bakul Angkringan Dekat Proyek Underpass Palang Joglo : Makin Sepi Pelanggan, Khawatir Digusur |
![]() |
---|
33 Tahun Berjualan Angkringan, Supriyono Bingung Jika Lapaknya Kena Gusur Proyek Underpass Joglo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.