Nasib Pasar Slogohimo Pasca Kebakaran : Terkendala Anggaran, Pembangunan Tidak Bisa Tahun 2023

Terpisah, Lurah Bulusari, Mardianto mengatakan sejak dirinya masih mengenyam pendidikan di bangku TK, atau sekitar tahun 1970-an, pasar itu sudah ada dan menjadi pusat kegiatan masyarakat.

Baca juga: CERITA Bakul Makanan Saat Kebakaran Pasar Slogohimo Wonogiri: Panik, Selamatkan Barang Sedapatnya

Baca juga: BERITA FOTO Kebakaran Pasar Slogohimo Wonogiri : 2 Jam Lebih Api Berkobar, Ludeskan Kios-kios

Namun dulunya kios-kios yang berdiri disana ukurannya bervariasi. Ada yang besar dan kecil.

Sementara itu bangunan kios sudah permanen, namun bangunannya tidak sama.

"Dulu di dalam itu los biasa, bawahnya masih tanah. Tapi jauh sebelum itu sudah jadi pusat jual beli, jadi pasar," ujarnya.

Awalnya Pasar Slogohimo hanya ada satu yakni di bagian atas.

Di sebelah barat pasar yang sedikit menurun merupakan lapangan.

Menurut Lurah sekitar tahun 1980-an, ada pelebaran pasar.

Lahan lapangan diubah menjadi pasar sehingga ada dua bagian Pasar Slogohimo, yakni atas dan bawah.

"Kalau posisi pasar dipindah agak ke dalam, artinya tidak di pinggir jalan sekitar tahun 1988-an ada revitalisasi," jelasnya.

"Pastinya kapan tidak tahu, saya TK sudah ada pasarnya karena saya sering diajak simbah kesini. Dulu masih didepan atau di pinggir jalan pas, ukuran kios juga berbeda," pungkasnya.

(*)