Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Video Syur Siswi SMA Wonogiri

Tak Hanya Video Syur Disebar, Siswi SMA di Wonogiri Juga Dapat Ancaman dari Mantan Pacar 

Korban penyebaran video syur di Wonogiri ternyata kerap mendapat ancaman dari pelaku. Dia juga kerap dipaksa membuat video syur yang lain.

Dodi Kurniawan/Tribun Lampung Ilustrasi
Ilustrasi: video syur. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - S (17) siswi kelas X di salah satu SMA di Wonogiri menjadi korban penyebaran video syur yang dilakukan oleh mantan pacarnya.

Tak hanya videonya disebar, korban juga mendapatkan ancaman. 

Mantan pacar korban mengancam akan menyebarkan video pelecehan seksual jika tak menuruti permintaannya. 

"Dijadikan senjata pelaku untuk tindakan asusila yang lain. Kalau tidak mau disebarkan, pengakuan korban seperti itu," kata Pendamping Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Wonogiri, Ririn Riadiningsih . 

Diketahui senjata yang digunakan pelaku agar korban mau membuat video syur adalah video yang merekam korban mendapat pelecehan seksual dari pelaku. 

Menurut dia saat keduanya masih kelas IX SMP, mereka bermain di salah satu TK.

Di TK itu terdapat prosrotan yang dibawahnya terdapat lubang atau gorong-gorong. 

Korban awalnya diajak bersetubuh oleh pacarnya itu namun menolak.

Baca juga: Geger Pengajar UIN Salatiga Diduga Lakukan Pelecehan ke Mahasiswi, Kini Dibentuk Tim Investigasi

Karena menolak sehingga terjadi pelecehan seksual. 

Pelecehan seksual yang diterima korban itu ternyata direkam oleh teman mantan pacarnya.

Korban tidak mengetahui tindakan yang diterimanya direkam. 

"Korban diminta membuat video lagi di kamar mandi sekolah. Pokoknya nurut, kalau tidak nurut videonya disebar, akhirnya menuruti, tidak ada pilihan," jelasnya. 

Selanjutnya menurut dia ada beberapa pihak yang mengupayakan agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.

Dengan begitu menurut dia korban tak mendapatkan hak perlindungannya. 

"Yang kita khawatirkan kondisi kejiwaan dan psikis anak dampak penyebaran video itu. Belum berani masuk sekolah juga," ujarnya. 

Menurutnya yang harus dilakukan saat ini adalah pemulihan kondisi korban.

Termasuk penguatan ke orang tua. 

Selanjutnya, pihaknya akan melakukan pendampingan lanjutan seperti terkait sekolah anak termasuk dengan rehabilitasi sosial lingkungan dan masyarakat. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved