Saat Anak Demam, Sebaiknya Pakai Kompres Dingin atau Hangat? Ini Penjelasan Dokter RS JIH Solo
Demam merupakan respons alamiah ketika tubuh mengenali adanya patogen, seperti benda asing berupa virus atau bakteri.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Anak-anak memang rentan terjangkit penyakit demam.
Dokter Umum RS JIH Solo, dr. Earlya Fevri Rifani mengatakan demam merupakan salah satu respons tubuh terhadap suatu penyakit.
Menurutnya, demam merupakan respons alamiah ketika tubuh mengenali adanya patogen, seperti benda asing berupa virus atau bakteri.
"Ketika tubuh mengenali adanya patogen, disini sistem imun kita jadi garda pertama untuk memberikan sinyal ke salah satu struktur otak kita yang disebut hipotalamus," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (15/12/2023).
Baca juga: 7 Tips dari Dokter RS JIH Solo Agar Anak Tetap Sehat Selama Liburan

"Di sini cara tubuh menyesuaikan karena masuknya patogen tadi dengan cara meningkatkan suhu tubuh, sebagai bentuk perlawanan terhadap patogen virus dan bakteri," sambungnya.
Menurutnya, ketika suhu tubuh meningkat, seseorang tengah mengalami demam.
Biasanya, upaya untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara dikompres.
Banyak orang tua yang mengkompres anaknya yang sedang demam dengan menggunakan kompres dingin.
Namun, menurut dr. Earlya hal tersebut tidak dianjurkan.
"Yang benar adalah sebenarnya untuk kompres hangat pada kondisi demam, kenapa? karena pada kompres hangat akan memicu pelebaran pembuluh darah atau dalam bahasa medisnya fase dilatasi," jelasnya.
"Ketika terjadi pelebaran pembuluh darahhh nantinya akan melancarkan aliran darah dan tentunya juga dapat membantu mengeluarkan keringat-keringat di dalam tubuh, secara perlahan maka tubuh akan menyesuaikan ke suhu tubuh normal," tambahnya.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Laki-laki Sunat? Ini Penjelasan Dokter RS JIH Solo
dr. Earlya menjelaskan kompres dingin tidak dianjurkan karena kondisi dingin tersebut dapat menyempitkan pembuluh darah.
Selain itu, kompres dingin dapat mengurangi upaya tubuh untuk mengeluarkan keringat.
"Jika hal itu terjadi, jadinya panas akan terjebak dalam tubuh, sehingga menyebabkan panasnya sulit keluar, dan itu membuat panasnya tidak turun-turun," pungkasnya. (*/adv)
Hotel Swiss-Bellin Saripetojo, RS JIH Solo dan Optik Pranoto Gelar Pemeriksaan Mata Gratis Bagi Anak |
![]() |
---|
Donor Darah Rumah Sakit JIH Solo: Setetes Darah, Sejuta Harapan! |
![]() |
---|
Cuaca Masih Tak Menentu, Warga Sragen Tetap Diminta Waspadai Penyakit DBD |
![]() |
---|
Hingga April 2025, Tercatat Ada 102 Kasus DBD di Sragen, Terbanyak di Sumberlawang |
![]() |
---|
Lika-liku Warga Sragen Menikah dalam Kondisi Derita DBD, Trombosit Membaik, Diberi Cuti Sakit 2 Jam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.