Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Lika liku Kuliner Sate Anjing di Solo

Curhat Pedagang Daging Anjing di Solo, Tak Mau Beralih: Sudah Tiga Generasi 

Ada alasan pedagang daging anjing di Solo tidak mau beralih. Beberapa karena mereka sudah berjualan lama, bahkan tiga generasi.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Koordinator Paguyuban Kuliner Guk-Guk Solo Bersatu, Agus Triyono. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Koordinator Paguyuban Kuliner Guk-Guk Solo Bersatu, Agus Triyono bercerita penjualan olahan daging anjing sudah berlangsung hingga 3 generasi.

Pihaknya pun tidak ingin beralih ke komoditas lain.

“Kalau Solo pengin tetap jualan itu. Karena sudah lebih dari 3 generasi,” jelasnya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (20/1/2024).

Ia juga bercerita rekan sesama pedagang yang sempat mencoba beralih menjual rica-rica mentok.

Namun, meski diberi modal usahanya tidak mampu bertahan.

“Sebenarnya sudah ada di Karanganyar audiensi. Diberikan solusi 10 tahun yang lalu beralih ke rica mentok. Dikasih modal Rp 5 juta bagi yang mau,” ungkapnya.

Baca juga: Belum Ada Bukti Konsumsi Daging Anjing Tularkan Penyakit, Pedagang Tak Ingin Dilarang Berjualan

Beberapa pedagang kembali berjualan daging anjing sedangkan sisanya beralih profesi ke yang lain.

“Tapi tidak ada yang jalan. Mereka berhenti semua. Warung sepi. Nggak bertahan setahun. Ada yang kembali jualan anjing ada yang berhenti. Ada yang beralih profesi ke yang lain,” jelasnya.

Ia sendiri sudah menggeluti bisnis ini selama 25 tahun.

Ada pula pedagang yang dikenal dengan panggilan Mbah Kardi Komplang yang sudah berjualan lebih dari setengah abad.

“Saya sudah kerja usaha ini selama 25 tahun. Tapi untuk senior-senior saya lebih. Mbah Kardi Komplang lebih dari 50 tahun. Umurnya 75 tahun. Dari dulu sudah ada,” tuturnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved