Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kebakaran di Bawah Flyover Manahan

Ada 8 Rumah Korban Kebakaran Tak Miliki SHM, Wakil Wali Kota Solo Teguh Akui Pemkot Kecolongan

Pemkot Solo mengaku kecolongan dengan adanya rumah tidak layak huni yang terbakar di bawah flyover manahan kemarin malam.

TRIBUNSOLO.COM/Andreas Chris
Kebakaran pemukiman warga di bawah Fly Over Manahan, RT 03 RW 06 Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Frbrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akui kecolongan terkait keberadaan rumah tidak layak huni.

Pengakuan tersebut diungkap oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa saat ditanya terkait 9 hunian di bantaran rel kereta api di kawasan Manahan yang terdampak insiden kebakaran, Jumat (17/5/2024) malam.

Ia menambahkan bahwa selama 2 tahun terakhir Pemkot telah intens dalam melakukan penataan lingkungan dan tata kota.

Termasuk terkait relokasi warga yang berada di bantaran sungai maupun rel kereta api.

"Jadi kita kecologan. Masih ada beberapa yang tidak tertib dalam mendirikan rumah," ujarnya, Sabtu (18/5/2024).

"Karena kita tahu, rumahnya terbuat dari bangunan semi permanen, dan itu mudah terbakar. Apalagi kodisinya mepet-mepet, sehingga kalau satu rumah terbakar akan cepat menyebar," tambahnya.

Sementara terkait pemicu kebakaran, Teguh masih menunggu laporan dari dinas terkait.

Termasuk solusi yang akan dilakukan Pemkot Solo terhadap para korban terdampak.

"Ini baru diinvestigasi oleh BPBD. Hari Senin (20/5/2024) baru dilaporkan. Maka kalau sudah dilakukan investigasi, mana yang kita ganti rugi," kata dia

Sementara itu, Teguh menjelaskan akan menelusuri terkait status kepemilikan tanah yang ada di sekitar lokasi mengingat ada 8 dari 9 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak kebakaran yang tak memiliki sertifikat.

Baca juga: Kebakaran di Bawah Flyover Manahan: Dari 9 Rumah yang Terbakar, Hanya 1 yang Punya Sertifikat

Apalagi kalau nantinya rumah tersebut dibangun di atas lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Namun apapun nanti (status tanah), tetap akan kita relokasi," tegas Teguh.

"Tidak mungkin kita tata disitu, apalagi kalau itu bukan tanah kita. Maka anggran tidak masuk kesana. Karena itu, nanti pendudukanya atau kepala keluarganya akan kita pangggil. Kita klarifikasi untuk mengetteahi penyebabnya apa, rumahnya sebelah mana, sehingga nanti ada Solusi," lanjutnya.

Teguh menambahkan para warga kemungkinan akan tinggal sementara di rumah saudaranya.

"Kalau mereka ber KTP Solo, bisa kita relokasi ke Rusun. Yang di Kedung Tungkul masih ada yang kosong. Seperti yang kebakaran di Mojo. Atau kita kontrakkan dulu sampai mendapat ganti rugi," ujarnya.

"Untuk yang diluar Warga Solo, kita beri alat angkut, kemudian kita sangoni untuk pulang ke kota asal sesuai KTP mereka," pungkas Teguh.

Terpisah Humas Daop VI Yogjakarta Krisbiyantoro memastikan bahwa hunian yang tebakar kemarin di luar aset milik KAI.

"Sudah kita cek didata bagian aset. Bukan lahan KAI, karena diatas drainase, diluar patok kami," ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa pelayanan terhadap penumpang saat in sudah dalam kondisi normal. Meski 9 perjalanan kereta sempat terganggu.

Meksi begitu, akibat kejadian tersebut, kabel Listrik Aliran Atas (LAA) jenis fiber optik dan kabel Feeder yang digunakan untuk saluran daya Kereta Api Listrik (KRL) ke arah Stabling sepanjang 60 meter ikut terlalap api.

"Masih bisa ter-backup dengan kabel darurat. Dalam waktu dekat akan segerea diganti," tutupnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved