Opini
Uji Kompetensi Wartawan : Bukti Pekerja Media yang Kompeten Tak Selamanya Harus Ada di Lapangan
Dua wartawan muda yang dinobatkan sebagai dua peserta terbaik di UKW, tidak berposisi sebagai wartawan lapangan.
Di jenjang muda, Vivit mampu memberikan usulan perencanaan angle liputan dengan baik.
Sementara Gilang, yang belum pernah menjadi redaktur atau koordinator liputan, mampu memimpin simulasi rapat redaksi dengan baik, sebuah tahapan yang diujikan untuk peserta jenjang madya.
Hebatnya lagi, Gilang bahkan lancar-lancar saja merancang sebuah dummy tata wajah koran, meski notabene ia adalah seorang pekerja media digital atau media online, yang tak punya produk media cetak.
Keduanya juga tak menghadapi masalah besar, ketika dihadapkan dengan uji jejaring.
Dalam ujian ini, seorang peserta diuji menghubungi sejumlah narasumber yang ia kenal.
Ujian ini untuk menunjukkan, seberapa luas jaringan narasumber yang mereka miliki.
Terlepas apakah soal-soal uji di UKW masih relevan atau tidak dengan keseharian pekerja media di era terkini, Gilang dan Vivit menjadi bukti, bila UKW, memberikan kesempatan yang sama bagi semua pekerja media.
UKW membuktikan, seorang peserta uji dinilai kompeten atau tidak sebagai seorang wartawan dengan melihat kemampuan dan pengetahuannya, bukan apakah ia bertugas di lapangan, atau di depan layar komputer. (*)
Pindah Buku Semudah Potong Kuku |
![]() |
---|
Gandeng UMKM di Ngargorejo Boyolali, KKN UNS Olah Nasi Sisa dan Ikan Nila Jadi Kerupuk Bernilai Jual |
![]() |
---|
Dari Pajak, Pendidikan Anak Diutamakan |
![]() |
---|
Revisi UU MK : Demokrasi Tidak Cukup dengan Pemilu |
![]() |
---|
Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia pada Pokdarwis Watu Kurung: Komitmen Kembangkan Desa Wisata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.