Jamaah Islamiyah Bubar
Sosok Sabarno, Eks Jamaah Islamiyah yang 10 Tahun Jadi DPO Densus 88, Serahkan Diri saat JI Bubar
Sabarno ini tidak pernah berhasil diringkus aparat Densus 88 Antiteror sejak ditetapkan buron atau DPO.
Penulis: Tribun Network | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Tak lama di Sragen, ia hijrah ke sebuah daerah di Kalimantan. Di sana cukup lama dan berjualan bakso. Kata Sabarno usaha jualan baksonya cukup berhasil.
Setelah lama di Kalimantan, Sabarno kembali masuk ke Jawa sampai terakhir ia berpindah-pindah di seputaran Bekasi hingga Cikarang.
Selama dalam pelarian itu, Sabarno sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan jamaah lain terkait kegiatan organisasi.
Jalur komunikasinya juga sangat terbatas karena diawasi, dilacak, dan dijejaki oleh para pemburu dari Densus 88 Antiteror.
Baca juga: Kondisi Terkini Rumah Tewasnya Noordin M Top di Solo Jateng, Berbeda 15 Tahun Lalu, Tak Hancur Lebur
Ia tidak pernah menggunakan telepon seluler, laptop, atau peranti lunak lain untuk berhubungan dengan teman dan kerabatnya.
Sabarno kembali ke jalur komunikasi tradisional, misalnya menggunakan kurir atau telepon jadul. “Saya tahu saya terus dicari dan dilacak,” kata pria yang memiliki lima orang anak ini.
Sabarno juga membatasi diri saat berselancar di dunia maya. Ia menghindari penggunaan mesin pencari dan menggunakan kata-kata kunci yang berhubungan dengan terorisme dan gerakan radikal.
“Semua diawasi. Pokoknya entah bagaimana caranya, alat apa yang mereka pakai, menggunakan kata-kata tertentu, misal jihad, bisa jadi jalur pelacakan,” jelasnya.
Karena itu selama berpindah-pindah lokasi pelarian, Sabarno menjauhkan dari kesalahan dengan melakukan kecerobohan di dunia maya.
Ia hanya seringkali mencari hiburan dengan menonton video drama sejarah. “Saya suka nonton Ertugrul (serial drama Turki Ertugrul Ghazi Urdu),” katanya diiringi tawa.
Apakah ia pernah merasa di jarak dekat dengan pemburunya? Sabarno mengaku beberapa kali ia memiliki feeling sedang dibuntuti.
“Insting saya beberapa kali mengatakan, mereka sudah sangat dekat,” jawab Sabarno. Tapi Sabarno menggunakan pengetahuan dan teknik lapangan yang dikuasainya untuk menghindar.
Semua prajurit khusus JI memiliki kemampuan itu. Mereka menguasai teknik kontra intelijen, guna menghadapi kejaran aparat keamanan.
Ada hal menarik yang ia dengar dan lihat pada 2016 dari pemberitaan media. Aparat keamanan menciduk seseorang di Magetan bernama Sabarno.
Sabarno alias Gatot Witono dari Magetan ini disebut sebagai kepala toliah JI wilayah timur yang bertugas pelayanan logistik jaringan organisasi.
3 Fakta Ponpes Terafiliasi JI di Boyolali Jateng Akan Gelar Upacara HUT ke-79 RI, Santri Dilatih TNI |
![]() |
---|
Ponpes Darusy Syahadah di Boyolali Jateng Bakal Gelar Upacara HUT ke-79 RI, Efek JI Bubar? |
![]() |
---|
Ratusan Eks Anggota Jamaah Islamiyah Kumpul di Klaten, Bahas Alasan Mengapa JI Membubarkan Diri |
![]() |
---|
Jamaah Islamiyah Bubar, Begini Cara Eks Ketua Mantiqi 'Sadarkan' Anggota hingga Tingkat Bawah |
![]() |
---|
3 Cara Sabarno, Eks Jamaah Islamiyah Tak Terendus dan Kabur dari Kejaran Densus 88 Selama 10 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.