Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo

Sosok Ki Ageng Balak, Inti dari Tradisi Pulung Langse di Sukoharjo Jateng, Putra Prabu Brawijaya 

Keberadaan Makam Ki Ageng Balak di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo dianggap sakral. Banyak orang berharap berkah dari makam itu.

TribunSolo.com/Anang Maruf
Potret makam Ki Ageng Balak yang ditutupi kain, di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Warga Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tak asing lagi dengan makam kuno yang dikenal dengan makam Ki Ageng Balak

Makam Ki Ageng Balak terletak di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

Lokasinya tak jauh dari Sukoharjo Kota, jika ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat, hanya membutuhkan waktu 10 menit saja.

Setahun sekali, Makam Ki Ageng Balak mempunyai ritual yang dikenal dengan Pulung Langse.

Upacara adat Pulung Langse ini dilakukan di minggu terakhir di bulan suro atau muharam.

Meski diperingati turun temurun setiap tahun sekali.

Sebenarnya, siapa sosok Ki Ageng Balak yang saat ini namanya sangat terkenal di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari itu.

Iya, Ki Ageng Balak memiliki nama asli Raden Sujono dikenal sebagai putra Prabu Brawijaya, raja terakhir di Kerajaan Majapahit kala itu.

Konon, Raden Sujono disebutkan dalam berbagai literatur, sebagai pradot agung (hakim) yang memiliki tugas untuk menegakkan hukum di Majapahit. 

Juru kunci makam Ki Ageng Balak, Slamet Santoso membeberkan siapa sosok Raden Sujono yang saat ini dikenal masyarakat dengan nama Ki Ageng Balak.

"Ki Ageng Balak merupakan sosok Raden Sujono yang mempunyai darah keturunan dari Kerajaan Majapahit," kata Slamet saat ditemui TribunSolo.com, Minggu (4/8/2024).

Baca juga: Potret Warga Berebut Gunungan Ritual Pulung Langse di Sukoharjo Jateng, Rela Berdesak-desakan 

Dalam, perbincangan dengan TribunSolo.com, Slamet juga bercerita asal usul kedatangan Raden Sujono di Desa Mertan itu. 

"Saat itu, Raden Sujono sampai ke sini (Desa Mertan) untuk mengembara, dan menimba ilmu," ucapnya. 

Singkat cerita, hingga akhirnya Ki Ageng Balak meninggal dan dimakamkan di Desa Mertan yang dahulunya masih hutan lebat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved