Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Jateng

Terungkap Asal Usul Miras yang Kemudian Dioplos Parfum di Magelang Jateng, 2 Orang Tewas

Sudah 2 orang meninggal dunia dalam kasus pesta miras di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

TRIBUNSOLO.COM/LABIB ZAMANI
ILUSTRASI Minuman keras 

TRIBUNSOLO.COM - Sudah 2 orang meninggal dunia dalam kasus pesta miras di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Diketahui sebelumnya, pesta miras ini dilakukan pada Minggu (25/8/2024) malam, ada tujuh pemuda pesta miras di lingkungan Dusun/Desa Paremono, Mungkid.

Baca juga: Kronologi Kasus Miras Oplosan Parfum di Magelang Jateng, 2 Orang Tewas dan 1 Koma

Dua orang meninggal dunia dalam kejadian ini yaitu MBS (20) dan MF (25).

Diketahui sebelumnya, MF sempat dirawat intensif di RSUD Muntilan sebelum dirinya dinyatakan meninggal dunia.

"MF meninggal di rumah sakit tadi pukul 13.30," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Magelang Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Selasa (27/8/2024) dilansir dari Kompas.com.

Saat ini masih ada tiga orang dirawat intensif di rumah sakit. AM (25) dan AB (yang berusia belasan tahun) di RSUD Muntilan, sementara WOT (20) dirawat di RSUD Merah Putih.

Mirisnya miras oplosan ini dicampur dengan parfum.

Kompol Rozi menyatakan, miras oplosan diduga dicampur dengan minyak wangi.

Mendiang MF dan WOT bertindak sebagai pengoplos.

Baca juga: Diduga Mabuk Miras, Pria Bertato Terjatuh ke Pemecah Ombak Pantai Congot Kulon Progo DIY

Adapun miras disebut didapat dari Kabupaten Purworejo.

Kompol Rozi menambahkan, kelima korban sudah diambil sampel urine, air liur, dan darah untuk diketahui zat dalam miras yang dioplos. Namun, dia belum bisa menyampaikan hasilnya.

Dari tempat kejadian perkara, polisi mengamankan botol berisi etanol dengan kandungan alkohol 98 persen yang sudah tandas, sebotol parfum, serta alat suntik.

Muslih (43), ketua RT 04 Dusun Paremono, mengaku lingkungannya sudah biasa menjadi tempat mabuk-mabukan para korban. Warga, ucapnya, sudah lelah menegur mereka karena tiada jera.

"Ketika ditegur, mereka jawab, 'uang, ya, uang saya. Kalau nanti saya mati, itu takdir.' Saya wis jeleh (sampai capai)," cetusnya.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved