Berita Jateng
Menkes Geram Ungkap Fakta Baru di PPDS Undip, Ada Praktik Kekerasan Seksual Terjadi Puluhan Tahun
Dokter Aulia memutuskan mengakhiri hidup lantaran diduga tidak tahan mengalami perundungan atau bullying oleh seniornya.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan fakta baru terkait kasus tewasnya salah satu mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip), dokter Aulia Risma Lestari
Diberitakan, Dokter Aulia memutuskan mengakhiri hidup lantaran diduga tidak tahan mengalami perundungan atau bullying oleh seniornya.
Adapun fakta baru itu berupa pelecehan seksual dialami oleh mahasiswa PPDS Undip.
Baca juga: Sebelum Tewas, Aulia Risma Mahasiswi PPDS Undip Setor Rp 200 Juta ke Senior, Bukan untuk Akademik
Budi Gunadi menyebut, aksi semacam itu sudah terjadi puluhan tahun dan tidak pernah diselesaikan.
"Perundungan ini sudah keterlaluan dan itu benar-benar dirundung secara fisik dan mental. Kemudian ada sexual harrasment juga, dimintai uang juga, yang menurut saya sudah keterlaluan dan puncaknya pada saat kemarin akhirnya ada yang tidak tahan, akibatnya meninggal," kata Budi Gunadi setelah meresmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di RSUP Prof.dr Ngoerah di Denpasar, Bali pada Senin (2/9/2024) dikutip dari Kompas.com.
Budi Gunadi pun geram dengan anggapan bahwa aksi perundungan yang terjadi agar menghasilkan tenaga kerja medis yang tangguh.
Dia meminta agar aksi semacam itu dihilangkan dengan dalih apapun.
Baca juga: Solo Jadi Saksi Gelaran Kongres dan Muktamar Ahli Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia
"Saya meminta agar ini dihilangkan, banyak profesi lain yang perlu tangguh. Kan, (perundungan) dibilang biar tangguh."
"Iya, TNI dan Polri juga kurang tangguh apa ya? Pilot juga fisik harus tangguh, mereka bisa dilatih tanpa perundungan," jelasnya.
Selain Bullying, Aulia Risma juga Dipalak Rp20-40 Juta oleh Senior
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga membeberkan temuan lain terkait tewasnya Aulia Risma.
Adapun temuan tersebut yakni adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum senior kepada almarhumah.
Tak tanggung-tanggung, uang yang diminta tersebut mencapai puluhan juta rupiah dan harus disetor tiap bulan.
Baca juga: Detik-detik Ambrolnya Atap Kelas SDN 4 Sambi Sragen Jateng, Diketahui Penjaga Sekolah saat Dini Hari
"Permintaan uang ini berkisar antara Rp 20–Rp 40 juta per bulan," ujar Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril dalam keterangannya di Jakarta pada Minggu (1/9/2024).
Syahril mengatakan, berdasarkan kesaksian, permintaan ini berlangsung sejak almarhumah masih di semester satu pendidikan atau di sekitar Juli hingga November 2022.
Disebutkan Aulia Risma ditunjuk sebagai bendahara angkatan yang bertugas menerima pungutan dari teman seangkatannya.
Polisi Dalami Soal Kekerasan dan Interogasi Pakai Senjata Api, Soal Salah Tangkap Pencari Bekicot |
![]() |
---|
Nasib Polisi Grobogan yang Salah Tangkap Pencari Bekicot, Kini Diperiksa Propam, Bakal Disanksi |
![]() |
---|
Kesaksian Kusyanto, Korban Salah Tangkap di Grobogan: Polisi Sudah Datang Minta Maaf |
![]() |
---|
Sosok Kusyanto, Pencari Bekicot yang Jadi Korban Salah Tangkap di Grobogan, Ungkap Kerugian |
![]() |
---|
Kisah Pencari Bekicot di Grobogan, Lagi Istirahat Dituduh Polisi Curi Pompa Air, Kapolres Minta Maaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.