Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Santri Ponpes Az Zayadiyy Tewas Dianiaya

Pengakuan Eks Wali Murid Ponpes Tahfidz Az-Zayadiyy, Biaya SPP Per Bulan Rp950 Ribu 

Pengakuan eks wali murid Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Az-Zayadiyy, biaya masuk di sana tidak sedikit. SPP bulanan juga Rp950 ribu.

TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
Suasana Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Az-Zayadiyy, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Seorang eks wali murid Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Az-Zayadiyy buka suara. 

Eks Wali Murid berinisial E tersebut mengungkap biaya masuk dan SPP dari pesantren tersebut. 

Nama Ponpes Tahfidz Az-Zayadiyy ramai dibicarakan publik setelah ada kasus penganiayaan hingga tewas. 

Korban yang dianiaya hingga tewas adalah Abdul Karim Putra Wibowo (14) .

Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, dari mantan wali murid pesantren berinisial E (41) membeberkan untuk biaya masuk di Ponpes Tahfidz Az-Zayadiyy tidaklah murah. 

"Biaya masuk Rp7.650.000, termasuk dengan infak sebesar Rp 1 Juta, untuk infak ini bebas, dan beda-beda setiap wali murid," kata dia.

"Ada yang lebih rendah dan ada juga yang lebih tinggi," ungkap E saat di konfirmasi TribunSolo.com, Kamis (19/9/2024).

Selain itu, E juga menyebut untuk bulanan atau SPP di Ponpes Ponpes Tahfidz Az-Zayadiyy sebesar Rp950.000.

"Kalau SPP Rp950.000, tetapi saya bulatkan Rp 1 Juta," paparnya. 

Baca juga: Imbas Tewasnya Santri Ponpes Az Zayadiyy, Mantan Wali Murid Ikut Buka Suara

Sebelumnya, seorang mantan wali murid pesantren Az-Zayadiyy membeberkan adanya kasus perundungan lain yang dialami anaknya.

Perundungan yang dialami oleh anaknya berinisial E (12) kelas VII yang baru masuk pondok pesantren itu harus keluar lebih cepat karena insiden yang dialami oleh putranya.

E (12) keluar dari Pondok Pesantren Tahfidz Az-Zayadiyy, 2 bulan setelah mendaftar pada ajaran baru 2024/2025 atau tepatnya antara bulan Juni, Juli dan Agustus 2024.

E mendapat perundungan oleh kakak kelasnya kelas 9 di  Pondok Pesantren Tahfidz Az-Zayadiyy.

Meski demikian, pihaknya tidak mengetahui siapa saja yang melakukan perundungan tersebut.

Ia menceritakan sesuai dengan yang diceritakan oleh putranya.

Di mana putranya bercerita, kakak kelas yang melakukan perundungan atau bullying itu tidak ada nama dada dan tidak dilakukan oleh satu orang saja. 

"Anak saya tidak berkonflik dengan orang yang saat ini ditetapkan sebagai pelaku, tetapi kakak kelas 3 yang lain yang tidak tahu namanya, sebab mereka tanpa nama di dada," terangnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved