Berita Jateng
Mengintip Kuburan Massal Korban G30S yang Tersembunyi di Tengah Hutan Plumbon Semarang, Ada 8 Nama
Terdapat makam di tengah Hutan Plumbon, Ngaliyan Kota Semarang Jawa Tengah yang merupakan kuburan massal bagi korban G30S.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM - Terdapat makam di tengah Hutan Plumbon, Ngaliyan Kota Semarang Jawa Tengah yang merupakan kuburan massal bagi korban G30S.
Makam yang menyimpan kisah kelam sejarah Indonesia tersebut memiliki lokasi yang tersembunyi dan dikelilingi oleh rumput ilalang yang menutupi jalan menuju tempat tersebut.
Baca juga: 9 Ucapan Hari Peringatan G30S/PKI yang Jatuh pada 30 September 2024, Bisa Buat Status Medsos
Bagi pengunjung yang akan melewati lokasi tersebut harus melewati lahan pertanian milik warga dan sebuah jembatan kecil dari kayu.
Sebagai informasi lokasi ini dulunya masuk dalam Kabupaten Kendal, sebelum Kota Semarang melakukan perluasan wilayah.
Dilansir dari Kompas.com, Aktivis kemanusiaan dan pegiat hak asasi manusia, Yunantyo Adi, menyebutkan bahwa makam di Hutan Plumbon merupakan kuburan massal bagi korban G30S.
Makam tersebut berupa lubang yang menyerupai sumur.
Di lokasi pemakaman itu terdapat batu nisan yang bertuliskan delapan nama yang dimakamkan.
"Memang ada delapan nama, tapi yang paling populer hanya dua nama. Yang lainnya bisa dibilang pengurus ranting atau pengurus desa," kata Yunantyo, kepada Kompas.com, Senin (30/9/2024).
Di antara nama-nama yang sering disebut, terdapat Moetiah dan Soesetyo.
Moetiah dikenal sebagai bangsawan Syar'i yang aktif di organisasi Gerwani dan juga merupakan guru di Taman Anak-Anak Melati yang terletak di Kabupaten Kendal.
"Dia (Moetiah) guru di situ," ungkap Yunantyo.
Baca juga: Kisah Putri Kho Ping Hoo Dilindungi Warga Sekitar Saat Peristiwa G30S 1965 di Solo
Berdasarkan informasi dari sumber yang mendampingi eksekusi di Hutan Plumbon, sebelum eksekusi, Moetiah sempat meminta untuk berdoa dan membaca qiroah di lokasi tersebut.
"Berdasarkan cerita warga yang ikut eksekusi, memang korban meminta qiroah dulu," ucap dia.
Soesetyo, mantan Wakil Bupati Kendal, juga termasuk dalam daftar korban yang dieksekusi di Hutan Plumbon setelah Bulan Ramadhan.
"Mereka dieksekusi setelah Bulan Ramadhan. Jika dilihat, Peristiwa 1965 terjadi pada Desember," tambah Yunantyo.
Yunantyo Adi mengatakan, kuburan massal itu berupa dua lubang yang menyerupai sumur yang berisi 24 jenazah asal Kendal.
Masing-masing mempunyai ukuran sekitar 1,5 meter.
Pada Januari 2020 Pusat Internasional untuk Promosi Hak Asasi Manusia (CIPDH) UNESCO juga mencatat jika kuburan di Hutan Plumbon dicatat sebagai situs pelanggaran HAM berat masa lalu.
(*)
Polisi Dalami Soal Kekerasan dan Interogasi Pakai Senjata Api, Soal Salah Tangkap Pencari Bekicot |
![]() |
---|
Nasib Polisi Grobogan yang Salah Tangkap Pencari Bekicot, Kini Diperiksa Propam, Bakal Disanksi |
![]() |
---|
Kesaksian Kusyanto, Korban Salah Tangkap di Grobogan: Polisi Sudah Datang Minta Maaf |
![]() |
---|
Sosok Kusyanto, Pencari Bekicot yang Jadi Korban Salah Tangkap di Grobogan, Ungkap Kerugian |
![]() |
---|
Kisah Pencari Bekicot di Grobogan, Lagi Istirahat Dituduh Polisi Curi Pompa Air, Kapolres Minta Maaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.