Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Livina Tabrak Lari di Solo

Kasus Tabrak Lari Beruntun di Jalanan Solo dan Sukoharjo Berakhir Damai

Kasus tabrak lari beruntun yang melibatkan ABP (20) pengemudi mobil Nissan Grand Livina di jalanan Solo dan Sukoharjo berakhir damai.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Kondisi mobil Nissan Livina yang terlibat sejumlah insiden tabrak lari di jalanan Sukoharjo dan Kota Solo, Senin (14/10/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ayah pelaku tabrak lari, Anthonius Widodo mengaku menyesal atas kecelakaan yang melibatkan anaknya Albert pada Senin (14/10/2024).

Pihaknya tidak menuntut balik atas kerusakan dan luka yang dialami anaknya. Begitu pun para korban yang juga tidak melanjutkan proses hukum.

Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian tabrak lari beruntun di jalanan perbatasan antara Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo tersebut menelan 8 korban yang mengalami luka ringan.

Selain itu sejumlah motor mengalami kerusakan termasuk mobil pelaku juga rusak dan pelaku yang mengalami luka karena diamuk massa.

“Saya mewakili Albert menyesal dengan kejadian yang terjadi di hari Senin. Permohonan maaf ke masyarakat dan para korban,” ungkap Anthonius saat ditemui di Mapolresta Solo Kamis (17/10/2024).

Pihaknya juga telah membayarkan sejumlah ganti rugi yang diderita para korban. Termasuk kerusakan motor yang ditabrak oleh pelaku.

“Saya sudah pendekatan ke mereka kebetulan ada titik temu, ganti rugi, yang luka-luka sudah saya selesaikan. Kemarin ada 8 korban. Sudah saya datangi sudah selesai semua,” tuturnya.

Termasuk anak umur 2 tahun yang ikut menjadi korban. Untungnya anak tersebut hanya mengalami luka ringan.

Baca juga: Tabrak Lari di Solo, Polisi Tegaskan Pengemudi Livina Sudah Cukup Umur untuk Berhadapan dengan Hukum

“Sudah. Salut juga sama orang tuanya. Lecet dikit. Sudah saya selesaikan administrasi anak,” jelasnya.

Ia sendiri juga tidak berniat menuntut balik massa yang mengalami pengrusakan mobil dan menganiaya anaknya.

“Saya maafkan saja. Ini musibah semua tidak menginginkan,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa anaknya panik saat diteriaki sejumlah orang setelah menyerempet seorang pengendara. Saat dikejar oleh massa anaknya tersebut menancap gas sehingga menimbulkan lebih banyak korban.

“Nyerempet anak SMP. Posisi mau parkir di Kalilarangan. Karena panik,” tuturnya.

Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi juga telah mengkonfirmasi tidak ada upaya pelaku untuk melaporkan balik pengrusakan mobil. Kasus ini pun sedang dalam proses untuk restorative justice.

“Sampai dengan saat ini kami tidak mendapati itu. Kami tidak menerima pelaporan balik terhadap kerusakan kendaraannya. Bahkan pelaku mengarahnya akan memperbaiki sendiri. Tidak ada tuntutan kepada orang-orang yang merusak kendaraannya. Motor yang rusak sudah ada kesepakatan untuk diberi bantuan pelaku,” ungkapnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved