Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Atlet Wonogiri Gagal Main POPDA Jateng

Disporapar Wonogiri Akhirnya Buka Suara Soal Polemik Atlet Gagal ke POPDA Jateng : Kami Minta Maaf

Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri buka suara terkait polemik POPDA SD/SMP Tingkat Jateng di Wonogiri

Istimewa
Atlet asal Wonogiri sebelum berangkat ke Semarang untuk mengikuti POPDA SD/SMP Tingkat Provinsi Jateng 

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri buka suara terkait polemik POPDA SD/SMP Tingkat Jateng di Wonogiri.

Kepala Disporapar Wonogiri Haryanto saat dihubungi lewat telepon menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian yang dilakukan oleh operator di dinasnya.

Namun, ia enggan berkomentar banyak soal polemik yang terjadi.

Haryanto mengatakan untuk segala informasi satu pintu melalui Bupati

"Kami menyampaikan permohonan maaf. Untuk informasi satu pintu Pak Bupati saja nggih," kata Haryanto.

Baca juga: Polemik Atlet Gagal Main di POPDA Jateng, Akun Instagram Disporapar Wonogiri Tutup Kolom Komentar

Diberitakan sebelumnya, atlet Wonogiri hanya menjadi penggembira pada Pekan POPDA jenjang SD/SMP tingkat Jateng karena tidak terdaftar sebagai peserta resmi.

Hal itu terjadi lantaran seorang operator di Disporapar Wonogiri tak menginput data peserta POPDA ke sistem pendaftaran.

Akibatnya, para atlet itu tak terdaftar sebagai peserta resmi.

Meski demikian, sebagian atlet tetap berangkat dan bisa bertanding tapi harus rela bisa mendapat sertifikat atau medali.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, meminta maaf atas polemik yang terjadi itu.

Ia mengakui ada kesalahan cukup fatal yang dilakukan oleh operator di Disporapar Wonogiri.

Jekek, begitu juga ia disapa mengaku sudah memanggil operator beserta pihak Disporapar Wonogiri.

Menurut Jekek, operator mengaku lupa tak mendaftarkan pada sistem yang disediakan.

"Pengakuan lupa, saya tidak bisa menerima alasan seperti itu. Berarti ada fungsi kontrol yang tidak berjalan dengan baik," jelas Jekek.

Ia menjelaskan ada delapan cabor yang dipertandingkan dalam POPDA SD/SMP tingkat Jateng yang diselenggarakan pada 4-7 November 2024 itu.

Di antaranya adalah atletik, bulutangkis, pencak silat, taekwondo, karate, panahan, renang dan wushu.

Dari delapan cabor itu, Jekek menerima informasi hanya 6 cabor yang tetap bisa berangkat ke Semarang.

"Saya pertanyakan 6 itu yang seperti apa, apakah itu nanti mempunyai hak yang sama, apakah itu nanti mempunyai kedudukan yang sama atau seperti apa," katanya.

Menurut jawaban dari Disporapar Wonogiri, kata Jekek, 6 cabor itu hanya bisa mengikuti pertandingan sampai babak kualifikasi, tidak sampai babak eliminasi.

Meskipun atlet Wonogiri mendapat poin tertinggi di babak kualifikasi, mereka tak bisa melanjutkan pertandingan di babak gugur.

"Ini namanya bukan pertandingan, coba bayangkan atlet berlatih terus kualifikasinya oke, skoring tinggi terus tidak bisa masuk eliminasi bahasanya," katanya.

Jekek mengatakan kejadian itu sekaligus menjadi evaluasi bagi penyelenggaraan, kerja dan kinerja pemerintahan Kabupaten Wonogiri.

Ia memahami perasaan kecewa dari para pelaku olahraga, termasuk atlet dan para orang tua serta masyarakat Wonogiri atas polemik itu.

"Saya sebagai bupati bertanggung jawab untuk itu karena itu bagian dari perangkat kerja kami. Maka sekali lagi kami mohon maaf sekaligus mohon sumbang saran masukan, untuk kami bisa melakukan perbaikan atas terjadinya kelalaian," imbuhnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved