Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Atlet Wonogiri Gagal Main POPDA Jateng

Kisah Sedih Tim Karate Wonogiri di POPDA Jateng 2024, Tetap Berangkat Tapi Tak Diizinkan Bermain

Pihak Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri sudah meminta maaf ke seluruh cabor usai tak mendaftarkan seluruh kontingen.

Istimewa
Atlet asal Wonogiri sebelum berangkat ke Semarang untuk mengikuti POPDA SD/SMP Tingkat Provinsi Jateng 

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Tim karate Wonogiri harus kembali menelan pil pahit setelah tetap berangkat ke POPDA SD/SMP Jateng walau hanya sebagai penggembira karena tak tercatat sebagai peserta resmi.

Di Semarang, atlet karate Wonogiri sama sekali tidak mendapat izin untuk bermain.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu ofisial kontingen Wonogiri, Eko Budi Santoso.

Dia menjelaskan, ada delapan cabor yang akan diikuti Wonogiri, yakni atletik, bulutangkis, pencak silat, taekwondo, karate, panahan, renang dan wushu.

Menurut dia, dari delapan cabor, hanya enam cabor yang berangkat ke Semarang, dua cabor yang tidak berangkat yakni bulutangkis dan taekwondo.

"Kita minta solusi ke Pengprov cabor masing-masing. Akhirnya enam cabor berangkat ke Semarang. Yang tidak berangkat badminton (bulutangkis) dan taekwondo," jelasnya, Kamis (7/11/2024).

Baca juga: Jadi Penggembira POPDA Jateng 2024, Atlet Wushu Wonogiri Tetap Tembus Semifinal, Tapi Tanpa Medali

Namun sesampainya di Semarang, cabor karate menurutnya tak bisa bermain, dimungkinkan karena beda pandangan antara Pengprov cabor karate dan penyelenggara.

"Sampai disana kan tidak main, terus pulang. Tapi yang lima cabor lain tetap bermain. Mungkin karena miskomunikasi antara penyelenggara dan Pengprovnya," ujarnya.

Atas polemik itu, menurut dia sebelumnya pihak Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri sudah meminta maaf ke seluruh cabor usai tak mendaftarkan seluruh kontingen.

Eko menyebut Disporapar Wonogiri telah melakukan lobi-lobi ke Disporapar Jateng dan Pengprov masing-masing cabor dengan hasil akhir tetap bisa berangkat meski bukan peserta resmi, dengan catatan tak bisa menuntut medali.

Disporapar Wonogiri, kata dia, sudah memberitahukan keputusan itu kepada seluruh cabor, termasuk kepada atlet dan orang tuanya.

"Untuk wushu dan silat sudah. Saya yakin (cabor lain) sudah menyampaikan lewat cabornya masing-masing. Saat rakor di aula sudah disampaikan Pak Kepala Disporapar, bahkan merasa bersalah dan minta maaf pada cabor-cabor," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, atlet Wonogiri hanya menjadi penggembira pada Pekan POPDA jenjang SD/SMP tingkat Jateng karena tidak terdaftar sebagai peserta resmi.

Hal itu terjadi lantaran seorang operator di Disporapar Wonogiri tak menginput data peserta POPDA ke sistem pendaftaran.

Akibatnya, para atlet itu tak terdaftar sebagai peserta resmi. Meski demikian, sebagian atlet tetap berangkat dan bisa bertanding tapi harus rela bisa mendapat sertifikat atau medali.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved