Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pembangunan Jembatan Butuh Sragen

Buka Suara, Mantan Sekda Sragen Sebut Melengkungnya Rangka Jembatan Butuh Bukan karena Faktor Cuaca

Pembangunan Jembatan Butuh menjadi sorotan Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Mantan Sekda Sragen, Tatag Prabawanto. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto turut menyoroti polemik pembangunan Jembatan Butuh.

Dimana seperti yang diketahui, rangka Jembatan Butuh melengkung usai diterjang banjir Sungai Bengawan Solo.

Sementara itu, setelah dicek, pada saat itu, diketahui ketinggian permukaan air naik 3 meter dibanding biasanya.

Menurut Tatag, melengkungnya rangka Jembatan Butuh hanya soal masalah teknis.

"Kalau itu masalah teknis, kalau hujan, curah hujan belum tinggi, intensitas hujan juga masih 2 hari tidak hujan, sehari hujan, jadi tidak tiap hari," ujarnya kepada TribunSolo.com, Kamis (14/11/2024).

Ia menambahkan jika rangka jembatan dibuat menggunakan bahan yang standar, maka tidak mungkin terjadi pelengkungan baja.

Baca juga: Kisah Pilu Relawan di Klaten, Setahun Hanya Berbaring di Atas Kasur, Terluka saat Padamkan Kahutla

"Logikanya kan rentang jaraknya itu sesuai dengan standar, besinya tidak bakal melengkung, standar rentangnya kan sudah diperhitungkan dari pemberi itu, kok bisa melengkung, itu kan lucu, lha sudah ada tarikan di kiri dan kanannya juga," terangnya.

"Itu belum ada beban, kalau nanti melengkung pas dilewati kendaraan, ya bisa ambrol, kan beresiko," sambungnya.

Lanjutnya, dalam proyek kali ini, seharusnya baik konsultan pengawas dan konsultan teknis selalu berada di lokasi pembangunan.

Karena bagaimanapun juga, mereka memiliki tugas untuk menghitung progres perkembangan proyek.

Selain itu, menurut Tatag, pihak kontraktor juga sudah harus memiliki prediksi sebelumnya terkait waktu pengerjaan pembangunan jembatan.

Dan ketika proses pengerjaan jembatan dilakukan saat memasuki musim hujan, Tatag menyebut pihak kontraktor juga harus mengantisipasi sebelumnya.

"Dan itu harusnya sudah memprediksi, ini sudah memasuki musim hujan, meskpun ada gangguan el-nina, cuaca kan tidak bisa ditentukan oleh manusia," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved