Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK di Sukoharjo

Cara Distanakan Sukoharjo Atasi PMK, Beri Vaksinasi Tiap Lima Hari Sekali di Pasar Hewan

Distanakan bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Boyolali mengungkap 164 sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) relatif rendah.

TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf
Pengecekan hewan sapi di Pasar Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (3/12/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanakan) bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mengungkap 164 sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) relatif rendah.

Sebab, jumlah tersebut lebih rendah dibanding daerah lain, dimana kasus PMK meningkat secara signifikan. 

Rendahnya kasus PMK di Sukoharjo ini tidak luput dari pantauan-pantauan bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan di sejumlah perdagangan jual beli hewan sapi. 

Selama 5 lima hari sekali, petugas melakukan pemantauan sekaligus vaksinasi terhadap hewan sapi sebelum diperdagangkan. 

Itu guna mengantisipasi penularan virus Aphthovirus, atau sering dikenal dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Arif Rahmanto mengatakan jumlah kasus PMK relatif rendah.

"Karena kita lebih dulu sudah melakukan vaksin disetiap peternak sapi di Kabupaten Sukoharjo, sehingga kejadian Kasus PMK nya relatif sedikit dan masih terkendali," terang Arif, jumat (3/12/2025).

Baca juga: Kasus PMK Sapi Menyebar di Sukoharjo, Distanakan Ungkap Cara Antisipasi dan Penanganan Saat Terpapar

Arif bercerita, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanakan) telah mengantisipasi terlebih dahulu terkait dengan virus tersebut. 

"Karena sudah banyak sapi yang di vaksin, sehingga tidak seperti di tempat lain. Kalau belum di vaksin otomatis ya bakal terkena penyakit PMK," paparnya.

Sebagai informasi, Arif menjelaskan virus PMK sangat mudah menyebar melalui cairan lepuh, air liur dari hewan yang terinfeksi.

"Tak hanya itu saja, bisa melalui kontak dengan benda atau peralatan yang terkontaminasi," katanya.

Ia juga menjelaskan apabila sapi dari peternak sudah terinfeksi PMK, maka disarankan untuk dilakukan Isolasi. 

Isolasi ini merupakan langkah pemisahan hewan dari hewan yang terinfeksi dan hewan yang belum terinfeksi 

"Apabila ada lahan lebih luas, peternak busa melakukan karantina untuk mencegah penyebaran lebih luas. Kemudian memperketat pengawasan lalu lintas ternak, termasuk produk olahannya," terangnya. 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved