Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK di Wonogiri

Awal Tahun Baru 2025, Sudah Ada 75 Ternak di Wonogiri Terpapar PMK

Seluruh pasar hewan di Wonogiri ditutup selama tujuh hari, terhitung mulai Jumat (3/1/2025) hingga Kamis (9/1/2025).

Istimewa
Ilustrasi ternak di Pasar Hewan yang ada di Wonogiri 

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Temuan ternak terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Wonogiri melonjak.

Di tahun 2025 ini, sudah ada 74 temuan kasus itu.

Atas kondisi itu, seluruh pasar hewan di Wonogiri ditutup selama tujuh hari, terhitung mulai Jumat (3/1/2025) hingga Kamis (9/1/2025).

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan sepanjang 2024 lalu, sebanyak 310 ternak terpapar PMK. Lalu, hingga hari ini masih ada tambahan sebanyak 74 ternak yang terpapar.

"Jadi 384 kasus. Ini kan sesuatu yang masuk pada kondisi luar biasa, maka kami pemerintah kabupaten berupaya untuk meminimalisir dengan cara memutus rantai penularan salah satunya interaksi niaga sapi di pasar hewan," kata Jekek, Jumat (3/1/2025).

Jekek mengatakan virus PMK menular sangat cepat, sehingga diambil langkah antisipasi salah satunya penutupan pasar hewan.

"Kalau tidak ada upaya penutupan, penularan tidak terkendali. Maka kerugian akan lebih besar, kan begitu," ujarnya.

"Kalau masyarakat menganggap ini tidak terjadi apa-apa, terus niaga sapi juga berjalan normal, ternyata ini tingkat penularan cukup tinggi, angka kematian sudah di angka 57, ini cukup tinggi. Maka kita tutup sekaligus kita ambil langkah pencegahan," imbuhnya.

Baca juga: Kasus PMK Melonjak, Seluruh Pasar Hewan di Wonogiri Ditutup

Selama penutupan, pihaknya juga akan melakukan langkah-langkah antisipasi, misalnya penyemprotan disinfektan di 17 pasar hewan yang ada di Wonogiri secara serentak.

Ia mengatakan, pemerintah tidak akan mungkin mengambil kebijakan yang kebijakan itu tidak ada pertimbangan. Penutupan itu, kata dia, dilakukan untuk meminimalisir penularan.

Terlebih, jika penularan PMK tidak terkendali para peternak akan mengalami kerugian yang lebih besar. Misalnya sapi dengan nilai jual hingga puluhan juta, jika terjangkit PMK, nilai ekonomisnya akan hilang.

"Menurut rekomendasi akan terjadi potensi penularan yang tinggi. Kalau penularan tinggi dengan angka kematian cukup tinggi, siapa yang mengalami kerugian besar ya petani peternak itu sendiri," kata dia.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto, mengatakan 74 kasus itu temuan di tahun 2025 ini.

"Di tahun ini, baru berjalan 3 hari ada temuan 74 kasus. Belum sembuh, ini kasus aktif," ujarnya. 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved