Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK di Wonogiri

Antisipasi Penyebaran PMK, Penutupan Pasar Hewan di Wonogiri Bisa Diperpanjang, Sampai Kapan?

Saat ini operasional seluruh pasar hewan yang ada di Wonogiri ditutup selama tujuh hari, terhitung sejak Jumat (3/1/2025) hingga Kamis (9/1/2025).

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri, Sabtu (4/1/2025). 

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Penutupan pasar hewan di Wonogiri bisa diperpanjang untuk mengantisipasi penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) ke hewan ternak.

Diketahui, saat ini operasional seluruh pasar hewan yang ada di Wonogiri ditutup selama tujuh hari, terhitung sejak Jumat (3/1/2025) hingga Kamis (9/1/2025).

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyampaikan pihaknya bisa saja memperpanjang penutupan pasar hewan itu berdasarkan kondisi di lapangan.

"Dalam surat edaran selalu kami sampaikan sambil menunggu perkembangan. Semisal nanti 7 hari kondisi membaik, laporan masyarakat tingkat penularan bisa diminimalisir, mata rantai bisa diputus, tentu akan kita evaluasi," kata dia.

Menurut dia, sangat mungkin apabila setelah penutupan tujuh hari kondisi PMK di Wonogiri belum membaik. Pihaknya akan melakukan evaluasi dengan melihat kondisi di lapangan.

Baca juga: MODUS 2 Anak Dibawah Umur Nekat Ngamar di Wonogiri, Pelaku Pamit Mau Main, Korban Ngaku Beli Pulsa

"Sangat mungkin, tadi saya sampaikan, kita melihat situasinya. Kalau kondisinya membaik berarti akan kita evaluasi apakah proses penutupan diperpanjang. Tetapi pengambilan kebijakan itu dievaluasi dari proses yang sudah berjalan," imbuh Bupati.

Jekek, sapaannya, mengatakan langkah penutupan itu sekaligus juga memberikan sinyal warning kepada masyarakat agar muncul kesadaran bersama dalam mengantisipasi penyebaran PMK.

Selain menutup operasional pasar, Pemkab Wonogiri juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan secara massal dan serentak yang sudah dimulai sejak Sabtu (4/1/2025).

"Masyarakat nanti akan menilai berarti ini ada sesuatu yang harus menjadi perhatian bersama," kata Jekek.

Sementara soal potensi perdagangan ternak tidak melalui pasar, menurut dia, masyarakat secara naluriah akan sadar untuk menghentikan kegiatan itu.

"Siapa yang mau rugi? Tapi kalau media pasar dibuka, aktivitasnya masih, maka mereka akan melakukan kegiatan ekonomi (jual-beli). Tetapi kalau diclose, kalaupun masih ada (jual-beli) ruang geraknya akan sangat minim, kan sudah tau resikonya," paparnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved