Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sritex Tutup Permanen

Resmi Tutup, Begini Kondisi PT Primayudha Pabrik Grup Sritex di Boyolali yang Dinyatakan Pailit

Pantauan TribunSolo.com, Selasa (4/3/2025), suasana kawasan pabrik pemintalan benang begitu tenang. Keriuhan yang biasanya terjadi tak nampak lagi. 

Penulis: Tri Widodo | Editor: Putradi Pamungkas

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - PT Primayudha Mandiri Jaya sudah ditutup. 

Perusahaan grup Sritex ini sudah tak beroperasi lagi per 1 Maret kemarin.

Penutupan ini mengakibatkan 956 buruh dan karyawan kehilangan pekerjaan. 

Pantauan TribunSolo.com, Selasa (4/3/2025), suasana kawasan pabrik pemintalan benang itu begitu tenang. 

Keriuhan yang biasanya terjadi tak nampak lagi. 

Warung-warung di depan pabrik sudah banyak yang tutup. 

Di Pos Satpam nampak ada 3 orang satpam yang jaga. 

Satu satpam nampak naik turun di halaman pabrik. 

Sementara 2 satpam lainnya tengah membantu mantan karyawan yang kesulitan mengakses aplikasi BPJS Ketenagakerjaan. 

Dua orang karyawan lainnya yang masih berada di kawasan pabrik nampak membersihkan area kantor. 

Kemudian, satu lagi karyawan yang melakukan perawatan mesin. 

Priyadi mantan karyawan sengaja datang kembali ke Primayudha untuk mengurus administrasi. 

"Jumat kemarin belum tanda tangan karena lagi ngurusin anak saya," kata Priyadi.

Penampakan PT Primayudha Mandiri Jaya 2
RESMI TUTUP : Penampakan PT Primayudha Mandiri Jaya yang merupakan perusahaan grup sreitex, Selasa (4/3/2025). Perusahaan grup Sritex ini sudah tak beroperasi lagi per 1 Maret kemarin.

Warga Kembangsari, Kabupaten Semarang ini mengaku sedih dengan penutupan ini. 

Dia sudah 28 tahun menjadi buruh pabrik pembuatan benang ini. 

Untuk sementara, setelah uang PHK cair, dia akan mencoba memelihara kambing atau domba. 

"Anak saya tiga, yang satu sudah kerja. Yang dua masih sekolah," tambahnya. 

Baca juga: Pabrik Sritex Group di Boyolali PHK 956 Buruh, Bocorannya Akan Dihidupkan Lagi Setelah Ada Pembeli

Sulastri, mantan buruh asal Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari mengungkapkan hal senada. 

Dia sudah 28 tahun menjadi buruh di pabrik ini. 

Banyak kenangan manis di pabrik ini. 

"Wes tuwo, masih kumpul dengan anak-anak muda," katanya. 

Dia pun berharap pabrik ini bisa segera dibeli investor. 

Dengan begitu, dia pun bisa kembali lagi bekerja. 

"Kalau di sini masih berjalan. Ditarik lagi, ya siap. Badan masih sehat," imbuhnya. 

(*) 

 

 

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved