Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Sukoharjo

Kenapa Markas Grup-2 Kopassus di Kartasura Disebut Kandang Menjangan? Begini Asal-usulnya

Rupanya, nama Kandang Menjangan memiliki sejarah yang cukup panjang dan terkait erat dengan masa lalu Keraton Kartasura.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS/SONYA HELEN SINOMBOR
MARKAS KOPASSUS - Para tentara Kopassus di depan Markas Grup-2 Kopassus di Jalan Solo-Jogja, Kartasura, Sukoharjo Senin (4/5/2015) pagi. Begini sejarah nama Kandang Menjangan.(KOMPAS/SONYA HELEN SINOMBOR) 

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Markas Grup-2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang terletak di Jalan Solo-Jogja, wilayah Kartasura, Sukoharjo, terkenal dengan sebutan Kandang Menjangan.

Nama ini tentu menarik perhatian, dan banyak yang bertanya-tanya, mengapa kawasan ini disebut demikian?

Rupanya, nama Kandang Menjangan memiliki sejarah yang cukup panjang dan terkait erat dengan masa lalu Keraton Kartasura.

Baca juga: Asal-usul Viaduk Gilingan, Bangunan Ikonik Kota Solo, Konon Sudah Ada Sejak 1870-an

Sejarah Kandang Menjangan dan Keraton Kartasura

Kisah asal-usul Kandang Menjangan bermula dari sejarah Keraton Kartasura, yang merupakan ibu kota Kesultanan Mataram pada periode 1680-1745.

Pada tahun 1745, Keraton Kartasura harus ditinggalkan setelah terjadinya peristiwa Geger Pecinan.

Mengutip dari beberapa sumber, Raja Paku Buwono II, yang saat itu memerintah, memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Keraton Kartasura ke sebuah keraton baru di Dusun Sala, yang kini kita kenal sebagai Solo.

Perpindahan tersebut dilakukan pada 17 Februari 1745 melalui sebuah kirab agung yang membawa seluruh aset kerajaan ke lokasi baru.

Baca juga: Titiek Soeharto Hadir di Lomba Menembak Danjen Kopassus di Kartasura, Total Ada 1.150 Peserta

Setelah ditinggalkan oleh penghuninya, termasuk raja dan para pengikutnya, Keraton Kartasura perlahan-lahan terbengkalai.

Seiring waktu, area bekas keraton ini bertransformasi menjadi hutan yang dihuni berbagai jenis binatang liar, yang kemudian dikenal sebagai Hutan Keraton.

Juru Kunci Makam Keraton Kartasura, Mas Ngabehi Suryo Hastono Hadiprajonagoro, dalam wawancara yang diunggah di YouTube Kandang Menjangan Channel, menjelaskan bahwa sejak perintah raja untuk "bedhol kraton" (pindahnya keraton) menjadi perintah mutlak, seluruh penghuni keraton mengikuti dan meninggalkan lokasi tersebut.

Hutan yang dulunya sebuah keraton akhirnya kembali menjadi hutan yang lebat.

Baca juga: HUT Ke-78 TNI, Grup 2 Kopassus Gelar Pagelaran Wayang Kulit Serentak 78 Titik: Lakon Bimo Krido

Penemuan Kandang Menjangan

Pada sekitar tahun 1811, di masa pemerintahan Raja Paku Buwono IV, sebuah perintah dikeluarkan untuk mencari keberadaan keraton lama yang telah terbengkalai itu.

Setelah ditemukan, hutan Keraton Kartasura yang telah berubah menjadi hutan lebat ternyata menjadi rumah bagi banyak menjangan (rusa) dan binatang lainnya.

Untuk menjaga dan memelihara rusa-rusa tersebut, pihak Keraton Surakarta mendirikan sebuah kandang di selatan bekas Keraton Kartasura, tepatnya di Grogolan, yang juga menjadi lokasi berburu bagi raja.

Baca juga: Sejarah Es Kapal, Kuliner Legendaris Solo yang Sudah Eksis Sejak 1950an

Rusa-rusa ini kemudian ditangkap dan dimasukkan ke dalam kandang yang telah disiapkan.

Pembersihan dan pemulihan lahan di sekitar bekas Keraton Kartasura pun dimulai dan memakan waktu lima tahun, antara 1811 hingga 1816.

Salah satu elemen yang masih ada hingga saat ini dari kawasan tersebut adalah pohon kleco, yang diperkirakan berusia lebih dari 350 tahun.

Transformasi ke Markas Grup-2 Kopassus

Seiring berjalannya waktu, lokasi yang dulunya dikenal sebagai Kandang Menjangan ini akhirnya menjadi markas Grup-2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Markas ini tidak hanya memiliki sejarah yang kaya, tetapi juga menjadi tempat penting dalam keberadaan pasukan elit Indonesia tersebut.

Menariknya, meskipun sudah menjadi markas Kopassus, jejak sejarah Kandang Menjangan masih terasa di kawasan tersebut.

Menurut informasi yang diperoleh dari tayangan YouTube Ridlwan Jogja yang diunggah pada 23 Desember 2021, kandang untuk menjangan yang asli masih ada di bagian belakang Kompleks Markas Grup-2 Kopassus Kartasura.

Meskipun sekarang lebih terjaga dan dibatasi dengan pagar, sejumlah menjangan masih dibiarkan hidup bebas di lokasi tersebut, menjaga ikatan sejarah yang erat dengan nama Kandang Menjangan.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved