Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Kue Semprit, Kue Kering Lebaran yang Populer di Solo, Diciptakan oleh Koki Jerman
Salah satu kue kering yang cukup populer saat perayaan Lebaran di Solo adalah kue semprit.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tradisi Lebaran di Solo maupun di Indonesia, identik dengan suguhan aneka kue kering.
Salah satu kue kering yang cukup populer saat perayaan Lebaran di Solo adalah kue semprit.
Selain nastar, kastangel, dan putri salju, kue semprit menjadi favorit banyak orang karena rasa dan penampilannya yang menarik.
Baca juga: Sejarah Kue Semprong, Cemilan Legendaris Warga Solo saat Lebaran, Ternyata Aslinya dari Portugis
Asal Usul Kue Semprit
Kue semprit ternyata memiliki sejarah yang cukup menarik.
Dilansir dari Redbookmag.com, kue ini berasal dari Jerman dan dikenal dengan nama Spritzgeback atau Spritz Cookies.
Nama "spritz" sendiri berasal dari kata "spritzen" yang berarti "menyemprotkan", merujuk pada cara pembuatan adonan kue yang disemprotkan melalui spuit kue.
Kue semprit pertama kali tercipta bukan karena perencanaan yang matang, melainkan karena sebuah ketidaksengajaan.
Baca juga: Sejarah Brambang Asem, Kuliner Khas Solo yang Punya Cita Rasa Khas Menggugah Selera
Seorang koki Jerman yang awalnya berniat membuat kue ulang tahun, mencoba memanggang sedikit adonan sebelum mengolah seluruhnya.
Hasilnya, terciptalah kue kering yang renyah dan tahan lama, yang kemudian berkembang menjadi salah satu camilan favorit.
Kue Semprit di Indonesia
Di Indonesia, kue semprit telah menjadi bagian dari tradisi saat perayaan Idul Fitri.
Kue ini wajib ada di meja makan, menemani hidangan lainnya seperti nastar dan kastangel.
Kue semprit versi Indonesia biasanya memiliki bentuk bulat dengan lekukan menyerupai bunga.
Untuk mempercantik tampilan sekaligus memperkaya rasa, kue ini diberi hiasan atau topping, seperti choco chip, sukade, atau selai.
Baca juga: Sejarah Balung Kethek, Camilan Khas Solo yang Kini Nyaris Punah
Sejarah Sosis Solo, Kisah Gulungan Lembut yang Lahir dari Akulturasi Dapur Eropa dan Jawa |
![]() |
---|
Sejarah Tempat Makan 'HIK' di Solo Raya, Apa Bedanya dengan Angkringan? |
![]() |
---|
Sejarah Nasi Jemblung : Kuliner Legendaris Favorit Raja Pakubuwono X yang Kini Mulai Langka di Solo |
![]() |
---|
Sejarah Bakmi Jowo Mbah Mangoen, Rekomendasi Kuliner Enak di Solo dengan Nuansa Tempo Dulu |
![]() |
---|
Sejarah Cabuk Rambak, Kuliner Legendaris dari Kreatifitas Warga Solo Manfaatkan Bahan Sederhana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.