Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kecelakaan KA Batara Kresna di Sukoharjo

Kasus KA Batara Kresna vs Sigra di Sukoharjo, Penjaga Palang Pintu Sempat Dituding Tinggalkan Pos

Meski sempat diamankan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan, Surya membantah tudingan dirinya lalai atau meninggalkan pos saat kejadian.

|

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Penjaga palang pintu Kereta Api Batara Kresna di perlintasan PJL 19, Surya Hendra Kusuma, akhirnya angkat bicara terkait insiden kecelakaan maut yang melibatkan KA Batara Kresna dan mobil Daihatsu Sigra di Kelurahan Gayam, Sukoharjo, pada Rabu, 26 Maret 2025 lalu.

Kecelakaan tragis itu menewaskan empat orang pemudik asal Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri yang saat itu sedang dalam perjalanan mudik dari Jakarta.

Meski sempat diamankan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan, Surya membantah tudingan dirinya lalai atau meninggalkan pos saat kejadian.

Surya menyebut kecelakaan tersebut dikarenakan tidak adanya komunikasi keberangkatan kereta api Batara Kresna di Stasiun Nguter, Sukoharjo.

"Pertama dari stasiun Nguter saya tidak mendapatkan kabar keberangkatan kereta api. Karena memang alat Komunikasi radio (Rig) kebetulan tidak bisa digunakan seperti hari-hari biasanya," kata Surya saat dihubungi Tribunsolo.com, Sabtu (5/4/2025).

MOBIL TERTABRAK KA BATARA KRESNA : Proses Evakuasi mobil Sigra warna putih usai tertabrak kereta api Batara Kresna dari arah Wonogiri ke Solo di perlintasan kereta api depan Terminal Sukoharjo, Rabu (26/3/2025) sekira pukul 08.45 WIB. Dua hari setelah kecelakaan maut antara Kereta Api Batara Kresna dan mobil Daihatsu Sigra di perlintasan rel Kelurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Kepolisian Resor (Polres) Sukoharjo masih terus melakukan penyelidikan.
MOBIL TERTABRAK KA BATARA KRESNA : Proses Evakuasi mobil Sigra warna putih usai tertabrak kereta api Batara Kresna dari arah Wonogiri ke Solo di perlintasan kereta api depan Terminal Sukoharjo, Rabu (26/3/2025) sekira pukul 08.45 WIB. Dua hari setelah kecelakaan maut antara Kereta Api Batara Kresna dan mobil Daihatsu Sigra di perlintasan rel Kelurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Kepolisian Resor (Polres) Sukoharjo masih terus melakukan penyelidikan. (TRIBUNSOLO.COM/Anang Ma'ruf)

Surya menjelaskan dirinya menerima informasi keberangkatan Kereta Api Batara Kresna di stasiun Nguter dari Petugas Jaga Lintasan (PJL) Songgorunggi pukul 08.18 WIB.

"Sebenarnya dari PJL Songgorunggi ke tempat saya itu masih ada satu lagi pos begajah PJL 21.  Dan PJL 21 saat itu tidak mengabarkan kereta lewat dari sana ke pos saya," terangnya.

Menurutnya, sistem informasi keberangkatan kereta api Batara Kresna sejauh ini hanya mengandalkan komunikasi lewat WhatsApp.

Surya menyebut fasilitas komunikasi yang diberikan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo hanya berupa Rig dan HT (Handy Talky), yang memiliki keterbatasan jangkauan.

Menanggapi isu dirinya disebut meninggalkan pos saat kejadian, Surya menepis kabar tersebut.

Baca juga: KA Batara Kresna Tabrak Sigra hingga 4 Orang Tewas di Sukoharjo, Siapa yang Salah? Ini Kata Pengamat

“Saya tidak meninggalkan pos, saya datang ke pos dari pukul 6 lebih sedikit. Saya sampai di pos dan saat kejadian saya benar-banar tidak meninggalkan pos sama sekali. Saat itu karena saya tidak dapat kabar dari stasiun nguter dan saya mendapat kabar dari songgorunggi mungkin hanya hitungan menit yang terhitung telat,” tegasnya.

Ia menambahkan sesaat sebelum kecelakaan, dirinya melihat kereta sudah mendekat dan berusaha menutup palang pintu secara manual. 

Namun, palang mengalami kendala teknis sehingga tidak bisa tertutup sempurna.

“Saya sudah coba tutup manual, tapi gagal tertutup sempurna. Mobil sudah terlanjur masuk ke jalur rel saat itu, jadi kecelakaan tidak bisa dihindari,” ujarnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved