Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Karak Bratan Mbah Sastro di Solo, Kerupuk Legendaris yang Dirintis Usai Kemerdekaan

Ada banyak sentra produksi karak di Solo, satu yang terkenal ada di Kampung Bratan, Laweyan, Kota Solo.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH
KULINER LEGENDARIS SOLO - Karak Bratan Mbah Sastro di Solo memproduksi kerupuk dari beras C4. Begini sejarah karak, kuliner tradisional Solo yang dirintis setelah era Kemerdekaan. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada banyak kuliner legendaris di Kota Solo, Jawa Tengah.

Salah satunya adalah karak.

Ada banyak sentra produksi karak di Solo, satu yang terkenal ada di Kampung Bratan, Laweyan, Kota Solo.

Baca juga: Sejarah Putu Ayu, Jajanan Pasar Populer di Solo, Diyakini sebagai Warisan Masyarakat Jawa Kuno

Karak Bratan Mbah Sastro, begitu usaha rumahan ini dikenal.

Berawal dari Sastro yang merintis pembuatan karak atau kerupuk dari beras usai kemerdekaan.

Usaha kerupuk karak ini bertahan sampai sekitar 1984-1985 karena saat itu Sastro meninggal dunia.

Hal itu disampaikan oleh generasi ketiga Karak Bratan Mbah Sastro, Rudi Harmawan, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Sejarah Ampyang, Camilan Tradisional yang Jadi Oleh-oleh Khas Solo yang Tahan Lama Hampir Sebulan

Begitu Sastro meninggal dunia, usaha karak pun diteruskan oleh anaknya atau bude dari Rudi. Bukan di Solo, usaha itu dipindah ke Surabaya tetapi tidak berjalan lancar.

Sampai akhirnya, Rudi meneruskan usaha karak kembali di Solo sejak 1996.

"Dulu 1990 sampai 1994 saya ini produksi batik tetapi tidak berhasil jadi akhirnya meneruskan bikin karak," terang Rudi.

Menurut Rudi, Karak Bratan Mbah Sastro berjalan dengan lancar mulai dari 1996 sampai 2002. Bahkan, ia sempat mengekspor karak sampai ke Singapura dan Malaysia.

"Waktu ekspor ini bisa menghabiskan 100 kilogram beras," ujar Rudi.

Baca juga: Sejarah Apem, Kue Tradisional yang Legendaris di Solo Raya, Punya Filosofi Mendalam

Namun, penjualan mulai menurun sejak 2006 sampai hari ini.

Walau penjualan menurun, tak menyurutkan semangat Rudi. Ia tetap membuat dan memasarkan karak di toko oleh-oleh di Solo seperti Orion dan Mesran dan di rumah produksinya.

Rudi pun dengan senang hati berbagi cerita tentang pembuatan kerupuk karak miliknya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved