Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Semar Mendem, Jajanan Pasar Legendaris di Solo, Kuliner Penuh Filosofi
Semar mendem tampil dengan warna kuning dari telur dadar dengan bentuk lebih gemuk daripada lemper.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Semar mendem merupakan makanan tradisional Indonesia, khususnya di Jawa.
Semar mendem, dari tampilannya, tidak jauh berbeda dengan lemper.
Kuliner ini merupakan nama lain dari lemper yang dibungkus telur dadar pada penampakannya.
Baca juga: Sejarah Lemper, Jajanan Pasar Populer di Solo Raya, Warisan Kuliner Sejak Abad ke-18
Sementara, lemper adalah penganan ketan lengket berisi daging yang berbalut daun pisang.
Laman Kompas.com dalam edisi 14 Agustus 2021 menulis bahwa semar mendem memiliki tampilan beda warna dengan lemper.
Semar mendem tampil dengan warna kuning dari telur dadar dengan bentuk lebih gemuk daripada lemper.
Di tengah perkembangan zaman, semar mendem kini dijual secara umum bersamaan dengan jajanan pasar lainnya.
Baca juga: Sejarah Roti Kecik Ganep, Kuliner Legendaris Solo yang Sudah Eksis Lebih dari Seabad
Sejarah Semar Mendem
Kata "Semar Mendem" memiliki kaitan erat dengan salah satu tokoh terkenal dalam pewayangan Jawa, yaitu Semar.
Dalam cerita pewayangan, Semar adalah salah satu dari tokoh Punakawan yang sangat dihormati, yang berperan sebagai penasihat bijak bagi para kesatria dan pemimpin kerajaan.
Semar digambarkan sebagai seorang yang arif dan bijaksana, dengan kekuatan yang berasal dari titisan dewa, dan sering kali mengajarkan berbagai hal untuk membawa pencerahan bagi orang-orang di sekitarnya.
Dalam karakteristiknya, Semar tidak hanya menjadi figur yang penuh kebijaksanaan, tetapi juga merupakan panutan bagi banyak orang karena sikapnya yang selalu mengedepankan kebenaran dan keadilan.
Baca juga: Sejarah Putu Ayu, Jajanan Pasar Populer di Solo, Diyakini sebagai Warisan Masyarakat Jawa Kuno
Ia terkenal karena kemampuannya untuk memberikan nasihat yang bijak, yang sangat berharga bagi para penguasa dan rakyat.
Semar Mendem: Antara Makna dan Kuliner
Kata "mendem" dalam bahasa Jawa berarti mabuk. Maka, Semar Mendem dapat diartikan sebagai "Semar yang sedang mabuk."
Sejarah Dawet Telasih Bu Dermi Pasar Gede Solo, Kuliner Legendaris yang Eksis Sejak 1930 |
![]() |
---|
Sejarah Bakso Sera yang Pernah Viral di Simo Boyolali, Namanya Ternyata Punya Makna Unik |
![]() |
---|
Sejarah Sego Plontang, Kuliner Langka Sragen yang Sarat Makna |
![]() |
---|
Sejarah Soto Bu Harini yang Legendaris di Pasar Gede Solo, Usaha Keluarga Bertahan Sejak 1980an |
![]() |
---|
Sejarah Mete jadi Oleh-oleh Khas Wonogiri, Mulai Populer saat Orde Baru Tahun 1980-an |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.