Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Klaten

Asal-usul Nama Deles Indah yang Kini Jadi Wisata di Klaten, Dipercaya Ada Kaitannya dengan Daendels

Deles Indah adalah objek wisata yang terletak di lereng sebelah timur kaki Gunung Merapi, sekitar 25 km dari pusat kota Klaten.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Zharfan Muhana
PEMANDANGAN PUNCAK ARGOBELAH - Wisata alam Argobelah diketahui berada di Obyek Wisata Alam Deles Indah, di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, tahun 2024 lalu. Beginilah asal-usul nama Deles yang berada di Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. 

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki banyak potensi wisata alam, salah satunya ada Deles Indah.

Deles Indah adalah objek wisata yang terletak di lereng sebelah timur kaki Gunung Merapi, sekitar 25 km dari pusat kota Klaten.

Deles Indah berada di wilayah desa Sidorejo, Kemalang, Klaten, dengan ketinggan antara 800–1300m di atas permukaan laut.

Baca juga: Asal-usul Nama Tawangmangu, Tempat Raden Mas Said Termenung dan Kagum saat Lihat Gunung Lawu

Di sini, tersaji pemandangan alam pegunungan.

Dari lokasi objek wisata Deles Indah dapat dilihat pemandangan puncak merapi dengan nyata, termasuk pemandangan kota Klaten, cerobong perusahaan Pabrik Gula Gondang Baru dan perusahaan Pabrik Gula Ceper Baru, demikian juga Rawa Jombor dengan jajaran gunung kapurnya.

Lokasi Deles Indah sendiri terletak di bawah radius 10 km dari puncak Merapi ini sudah dihuni kembali.

Asal-usul Nama Deles Indah

Menariknya, hingga kini asal-usul nama Deles masih menjadi misteri bagi sebagian warga.

Meski demikian, beberapa penduduk setempat percaya nama itu berasal dari zaman kolonial Belanda, tepatnya saat Hindia Belanda dipimpin oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada awal abad ke-19.

Tak hanya nama, peninggalan kolonial pun masih tampak di kawasan ini.

Baca juga: Asal-usul Pasar Kliwon Solo hingga Bisa Jadi Tempat Perkampungan Warga Keturunan Arab-Indonesia

Deles Indah dulunya merupakan lahan perkebunan milik Belanda, dengan komoditas utama berupa kopi dan cokelat. Bahkan hingga kini, jejak-jejak masa itu masih bisa disaksikan di beberapa titik yang dikenal sebagai blok Kopen—bekas kawasan perkebunan peninggalan kolonial.

Di dekat kawasan Pesanggrahan Paku Buwono (PB) X, terdapat sisa bangunan tua yang diyakini dulunya adalah pabrik perkebunan milik Belanda.

Meski kini bangunan tersebut tak lagi digunakan, ia menjadi saksi bisu sejarah agraria kawasan tersebut.

Walaupun, perkebunan kolonial telah lama ditinggalkan, warga Sidorejo sempat melanjutkan tradisi menanam kopi secara mandiri.

Budidaya kopi tetap menjadi sumber penghidupan utama warga hingga memasuki akhir 1990-an, ketika harga kopi anjlok di pasaran. Sejak saat itu, banyak warga yang mulai beralih ke sektor ekonomi lainnya.

Namun, aroma kopi tetap terasa di Deles—sebuah pengingat akan masa lalu yang gemilang, sekaligus potensi masa depan jika dikelola dengan bijak.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved