Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Klaten

Asal-usul Nama Kemalang yang Jadi Desa di Klaten, Ada Kisah Bambu Terapung saat Banjir Bandang

Pada 1895, Kemalang tercatat dipimpin oleh seorang Mantri Pangkat 2 bernama Mas Rangga Mangunsasama/ Mas Ronggo Mangunsasomo.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribun Solo / Ibnu Tamtomo
IKON DESA KEMALANG - Obyek wisata Deles Indah, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, pada 2024 lalu. Beginilah sejarah Desa Kemalang yang kini menjadi salah satu destinasi wisata di Klaten. 

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kemalang merupakan nama sebuah kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Dahuku, Kemalang menjadi bagian dari distrik Kragan yang dipimpin seorang Mantri dalam Undhang-undhang Pranatan, Sasradiningrat IV, tahun 1895-1910.

Di dalamnya tertulis "Dhistrik Kragan Panèwu dhistrik ... 1, Mantri dhistrik ... 3, ing Jatinom, ing Kemalang, ing Tulung..."

Baca juga: Asal-usul Nama Deles Indah yang Kini Jadi Wisata di Klaten, Dipercaya Ada Kaitannya dengan Daendels

Pada 1895, Kemalang tercatat dipimpin oleh seorang Mantri Pangkat 2 bernama Mas Rangga Mangunsasama/ Mas Ronggo Mangunsasomo.

Kemudian, pada 1897, dipimpin oleh Mantri Pangkat 2 yang bernama Raden Rangga Wiryasudira/ Raden Ronggo Wiryosudiro.

Pada tahun 1911 dipimpin oleh Mantri Pangkat 2 Mas Ngabehi Mangunyuda/ Mas Ngabehi Mangunyudo.

Baca juga: Asal-usul Nama Tawangmangu, Tempat Raden Mas Said Termenung dan Kagum saat Lihat Gunung Lawu

Asal-usul Nama Kemalang

Menurut penuturan para tokoh masyarakat yang memahami sejarah berdirinya desa ini, dahulu kala wilayah Kemalang merupakan tempat di mana terdapat sebuah makam besar.

Keberadaan makam tersebut menjadi bagian penting dari cerita awal mula desa ini terbentuk.

Namun suatu ketika, musibah datang melanda.

Banjir besar menerjang wilayah itu dan menghanyutkan makam yang dulunya berdiri kokoh di sana.

Baca juga: Asal-usul Pasar Kliwon Solo hingga Bisa Jadi Tempat Perkampungan Warga Keturunan Arab-Indonesia

Di tengah derasnya air yang mengalir, sebuah bambu dari makam tersebut ikut hanyut, namun uniknya, bambu itu terapung dalam posisi melintang di sungai.

Dalam bahasa Jawa, kata "malang" berarti melintang.

Kejadian inilah yang kemudian menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk menamai wilayah tersebut sebagai Kemalang, yang diyakini berasal dari kata "Malang".

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved