Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Roti Babah Setoe yang Legendaris di Solo, Ada Sejak 1982, Nama Pemberian Mangkunegoro V
Dilansir TribunSolo.com dari berbagai sumber, dahulu toko roti ini awalnya milik seorang warga Tionghoa bernama Siem Siep Tiang.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Toko Roti Babah Setoe merupakan salah satu toko roti legendaris di Solo, Jawa Tengah.
Bagaimana tidak? Toko roti ini sudah ada sejak 1882 dan menjadi langganan keluarga Pura Mangkunegaran.
Konon nama Babah Setoe juga diberikan langsung oleh Mangkunegara V.
Baca juga: Sejarah Rica-Rica Pedas Mbok Usrek, Kuliner Legendaris di Boyolali, Dulu Cuma Menu Coba-coba
Lokasi Toko Roti Babah Setoe ada di Jalan Adi Sucipto No. 44, Kerten, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Sejarah Toko Roti Babah Setoe
Dilansir TribunSolo.com dari berbagai sumber, dahulu toko roti ini awalnya milik seorang warga Tionghoa bernama Siem Siep Tiang.
Salah satu pelanggan setia roti ini adalah keluarga Pura Mangkunegaran.
Setiap hari Sabtu, pemilik toko roti ini akan mengambil pembayaran dari Pura Mangkunegaran.
Nama Babah Setoe diberikan oleh Mangkunegoro V, yang pada masa itu berkuasa di Keraton Mangkunegaran (1881-1896).
Baca juga: Sejarah Sop Matahari yang jadi Hidangan Khas Hajatan, Berawal dari Tradisi Keraton Kasunanan Solo
Babah merujuk pada pemilik toko yang berasal dari etnis Tionghoa, sementara Setoe berasal dari kata Sabtu, hari pengambilan pembayaran.
Sejak saat itu, roti ini dikenal dengan nama Babah Setoe, dan semakin populer di kalangan masyarakat Solo.
Babah Setoe: Roti untuk Kaum Elite
Pada tahun 1897, dalam sebuah pesta pernikahan yang mewah di Kauman, roti Babah Setoe disajikan untuk para tamu.
Sehingga, Roti Babah Setoe pada masa itu identik dengan orang-orang kaya, terhormat, dan berprestise tinggi.
Ketika Kongres Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diadakan di Solo pada 1960, roti Babah Setoe juga turut menjadi sajian untuk para peserta.
Baca juga: Sejarah Spesial Soto Boyolali SSB Hj Hesti Widodo, Kuliner Legend yang Buka Cabang di Luar Jawa
Kini, hampir 137 tahun sejak berdirinya pada 1882, roti Babah Setoe tetap mempertahankan kualitas dan keaslian rasanya.
Jenis roti yang dijual pun tidak banyak berubah, antara lain roti tawar kasino, roti krumpul, roti gambang, roti santan, roti smeer, hingga roti ontbijkoek.
Menjaga Tradisi di Tengah Perubahan
Roti Babah Setoe tidak hanya bertahan dalam hal cita rasa, tetapi juga dalam menghadapi berbagai perubahan zaman.
Seiring berjalannya waktu, lokasi toko pindah dari kawasan Pasar Gede ke Jl. Adisucipto pada tahun 1983.
Begitu pula dengan pembungkus roti, yang dulu menggunakan kertas, kini beralih menggunakan plastik bersablon yang lebih modern.
Baca juga: Sejarah Es Puter yang Jadi Hidangan Penutup Tiap Hajatan di Solo, Ternyata Ada Artinya Lho
Namun, perjalanan Toko Roti Babah Setoe tidak selalu mulus.
Pada tahun 1998, saat terjadinya kerusuhan massa di era reformasi, toko ini ikut terdampak.
Selama empat hari, toko tersebut harus ditutup karena suasana yang mencekam.
Beruntung, setelah situasi membaik, Toko Roti Babah Setoe kembali buka dan melanjutkan usahanya seperti biasa.
(*)
Sejarah Gatot, Jajanan Legendaris yang Kini Langka di Wonogiri, Makanan Sejak Zaman Kemerdekaan |
![]() |
---|
Sejarah Bothok Miri, Kuliner Langka dan Legendaris yang Masih Eksis di Sukoharjo |
![]() |
---|
Sejarah Dodol Susu jadi Kuliner Boyolali, Kreativitas Warga Selo Olah Susu Sapi Pasca-Erupsi Merapi |
![]() |
---|
Sejarah Kue Moho, Kuliner Legendaris Solo, Dipercaya Simbol Rezeki Melimpah dan Persatuan Etnis |
![]() |
---|
Sejarah Putu Bambu, Jajanan Legendaris Solo yang Kini Mulai Langka, Dipercaya Berasal dari China |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.