Wacana Daerah Istimewa Surakarta
Wacana Status Daerah Istimewa Surakarta, Pengamat: Jangan Jadi Gengsi Saja tapi Bisa Berikan Manfaat
Menurut pengamat, jika Surakarta ingin mendapatkan status ini, maka harus ada komitmen untuk memanfaatkan keistimewaan tersebut secara nyata.
Penulis: Putradi Pamungkas | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Putradi Pamungkas
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wacana menjadikan Surakarta sebagai Daerah Istimewa semakin mengemuka, namun di balik antusiasme yang tumbuh, banyak pihak mengingatkan agar status tersebut tidak hanya menjadi simbol gengsi semata.
Menurut pengamat, jika Surakarta ingin mendapatkan status ini, maka harus ada komitmen untuk memanfaatkan keistimewaan tersebut secara nyata.
Baca juga: Wacana Daerah Istimewa Surakarta Muncul Lagi, Pernah Ditolak MK Karena Legal Standing Lemah
Terutama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat perekonomian lokal.
Termasuk, potensi mendatangkan investor yang menganggap kota ini punya potensi ekonomi tinggi berkat status istimewa.
Pakar Hukum Tata Negara (HTN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof. Dr. Sunny Ummul Firdaus S.H., M.H, mengatakan, jika tujuan pembentukan daerah istimewa bermuara pada kesejahteraan, maka akan banyak lapisan yang mendukung.
“Tapi kalau hanya sekedar gengsi, maka akan keluar dari konsep filosofis berupa kesejahteraan. Memang gengsi juga penting. Tapi seharusnya ini semua mengarah kemajuan pembangunan. Intinya menjadikan manfaat yang jauh lebih besar,” kata Sunny saat berbincang dalam program Podcast Tribun Solo, Kamis (24/4/2025).

Baca juga: Wacana Daerah Istimewa Surakarta Muncul Lagi, Pakar: Konstitusi Buka Peluang, Perlu Kajian Serius
Dengan status daerah istimewa, Surakarta akan memperoleh kewenangan lebih besar.
Yakni dalam pengelolaan anggaran, kebijakan pembangunan, dan penyelenggaraan pemerintahan.
Ini memberikan peluang untuk mempercepat program-program yang selama ini terhambat oleh birokrasi yang rumit.
Hanya saja, tanpa perencanaan yang matang, status tersebut bisa menjadi sia-sia.
Termasuk dalam menjadikan kawasan punya daya tarik di mata investor.
“Menarik investor kan tergantung dari perspektif apa saja keunggulan yang ada. Ketika investor melakukan studi kelayakan bahwa ini memang layak untuk jadi tempat investasi, maka tidak akan susah juga. Pengelolaan wilayah tergantung legitimasi hukum, pengelola dan masyarakat sekitar,” kata Sunny.
(*)
Reaksi Gubernur Jawa Tengah soal Wacana Daerah Istimewa Surakarta, Sebut Ada Hal yang Lebih Penting |
![]() |
---|
Wacana Daerah Istimewa Surakarta Disebut Tak Lagi Relevan : Piagam Kedudukan 1945 Sudah Dicabut |
![]() |
---|
UU Nomor 23 Tahun 2014 Jadi Pintu Masuk Hidupkan Daerah Istimewa Surakarta, ISKA Susun Kajian Ilmiah |
![]() |
---|
Jubir PB XIII Dukung Usulan Daerah Istimewa Surakarta, Ungkap Alasannya |
![]() |
---|
Siapa yang Usulkan Solo Jadi Daerah Istimewa Surakarta? Pemkot Solo Pastikan Belum Mengajukan Resmi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.